Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertamina Berburu Dana Eksternal, Kapan Waktu yang Tepat?

Pertamina meninjau anak usaha yang dapat ditawarkan kepada publik dengan sejumlah kriteria. 
Kantor Pertamina di Jakarta/Ilustrasi
Kantor Pertamina di Jakarta/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA —  PT Pertamina (Persero) menyatakan bahwa kemampuan untuk mengucurkan anggaran untuk mengembangkan bisnisnya ke depan tidak bisa hanya mengandalkan dana di internal perseroan. Sejumlah opsi penyerapan dana segar dari eksternal pun terus dikaji.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan bahwa dalam rencana jangka panjang perusahaan (RJPP) perseroan telah ditetapkan anggaran belanja modal yang akan dikucurkan sekitar 50 persen—60 persennya akan dipersiapkan untuk kegiatan di hulu migas.

Menurut dia, besarnya porsi investasi di hulu dikarenakan kontribusi perusahaan pelat merah itu dalam mengelola blok-blok migas di dalam negeri yang pada Agustus nanti akan mencapai 60 persen dengan dikelolanya Blok Rokan.

"Pertamina diharapkan menjadi tuan rumah di negeri sendiri sehingga investasi terus digenjot. Sumber dana 40 persen dari eksternal dari mana saja? Dari global bond, project financing, equity financing dan kemudian partnership, ini penting sekali, kita juga membuka kemitraan baik dari hulu dan hilir," katanya dalam acara Pengapalan Ke-700 ExxonMobil Cepu pada pekan lalu.

Sebelumnya, Nicke mengatakan bahwa pihaknya meninjau anak usaha yang dapat ditawarkan kepada publik dengan sejumlah kriteria. Kriteria pertama adalah anak usaha yang bakal menggelar IPO tidak menjalankan tugas pemerintah dan yang kedua secara bisnis perusahaan tersebut berdiri sendiri.

"Jadi, contohnya PGE [Pertamina Geothermal Energy]. Ini kan perlu ditingkatkan jadi perlu integrasi dari hulu ke hilir. Lalu, secara bagaimana sumber daya panas bumi sedemikian besar bisa ditingkatkan dan bisa digunakan listriknya. Potensi lain banyak, jadi butuh kerja sama dan konsolidasi oleh itu," jelasnya.

Selain itu, PT Pertamina International Shipping, subholding shipping PT Pertamina (Persero), masih mengkaji rencana untuk melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO).

Corporate Secretary Pertamina International Shipping (PIS) Arief Sukmara mengatakan bahwa selain opsi go public, kemitraan strategis juga menjadi opsi yang dipertimbangkan secara simultan bersama pemilik saham.

"IPO atau strategic partnership itu opsi-opsi yang memang sedang kami jajaki karena ini akan jadi suatu korporasi aksi yang akan diputuskan holding kami sebagai pemilik saham," ujar Arief ketika berkunjung ke redaksi Bisnis Indonesia, Kamis (10/6/2021).

Arif menuturkan belum ada keputusan final mengenai opsi IPO maupun opsi kemitraan strategis. Dia mengatakan pihaknya bersama Pertamina Grup tengah memfinalisasi kajian untuk memutuskan opsi mana yang akan diambil.

Sementara itu, PIS akan fokus melakukan pembenahan kinerja bisnisnya, serta melakukan pengembangan bisnis dengan bertransformasi dari perusahaan shipping menjadi perusahaan marine logistics terintegrasi.

"Memang Menteri BUMN ingin memastikan kami melantai di bursa saham, tapi namanya tantangan dari Kementerian BUMN harus kami sikapi dengan bagaimana kami bisa mempersiapkan diri untuk memenuhi ekspektasi tersebut," katanya.

Direktur Utama Ahmad Yuniarto PT Pertamina Geothermal Energy mengungkapkan rencana anak usaha PT Pertamina (Persero) dalam menggelar penawaran umum perdana saham.

Dia menuturkan bahwa rencana pelepasan sahamnya ke publik itu tengah diproses oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara.

Target-target rencana itu pun disebut telah ditetapkan oleh kementerian yang mengurusi perusahaan-perusahaan pelat merah tersebut.

"Berproses dan sudah bisa diikuti dari penjelasan pak wamen 1 BUMN bahwa dari Kementerian BUMN sudah tetapkan timeline, target, kita berproses mengikuti target yang sudah ditetapkan Kementerian BUMN," jelasnya.

WAKTU TIDAK SINGKAT

Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Aspermigas) Moshe Rizal mengatakan bahwa untuk merealisasikan rencana IPO Pertamina memang dibutuhkan waktu yang relatif tidak singkat mengacu pada perusahaan-perusahaan migas lainnya.

Dia mencontohkan, untuk melepas 1 persen saham dari Saudi Aramco dibutuhkan waktu selama 2 tahun hingga akhirnya mencatatkan namanya di pasar saham Arab Saudi.

Menurut dia, agar IPO anak usaha Pertamina berjalan mulus, maka perlu adanya perbaikan kinerja dari anak usaha perusahaan migas pelat merah itu agar dana yang dihimpun nantinya bisa lebih maksimal.

"Jadi saran saya agar hasilnya bisa maksimal, jangan terlalu terburu-buru, siapkan si anak perusahaan dari sisi corporate governance-nya, maksimalkan penggunaan teknologi, itu juga penting guna meningkatkan efisiensi dan membuat yang mau IPO jadi lebih menarik dengan nilai yang setinggi-tingginya," katanya kepada Bisnis, Minggu (13/6/2021).

Sementara itu, analis senior CSA Institute Reza Priyambada mengatakan bahwa untuk prospek IPO di tahun ini apabila mengacu pada minat pelaku pasar, pada dasarnya masih cukup diminati. Namun, hal itu sangat tergantung pada kapasitas perusahaan, prospek, dan juga harga yang ditawarkan kepada publik.

Menurut dia, rencana IPO anak usaha Pertamina idealnya menunggu sampai dengan kondisi industri di hulu migas benar-benar pulih dari dampak pandemi Covid-19 yang telah menghempaskan harga komoditas pada level terendahnya pada tahun lalu.

"Idealnya menunggu pulih kalau kita bicara potensi market secara riil, kalau katakanlah dia sudah ada pihak yang siap yang transaksi [stanby buyer] beda lagi," katanya kepada Bisnis, Minggu (13/6/2021).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper