Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto diketahui sering melakukan perjalanan dinas ke luar negeri. Hal tersebut berbeda dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang terakhir kali melakukannya hampir 1,5 tahun lalu.
Sri Mulyani mengatakan bahwa bahwa perjalanan dinas luar negeri dikurangi karena terjadi realokasi anggaran akibat pandemi Covid-19. Secara keseluruhan, alokasi dana perjalanan dinas turun jadi hanya sepertiga.
Berdasarkan pemaparannya di depan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), anggaran perjalanan dinas luar negeri sebelum pandemi sebesar Rp69,82 miliar. Saat Covid-19, anggarannya turun jadi Rp3,34 miliar.
“Perjalanan dinas luar negeri bahkan nyaris tidak ada. Terakhir perjalan dinas yaitu pertemuan G20 sebelum outbreak di Riyadh, Saudi Arabia. Setelah itu meeting luar ngeri menggunakan online,” katanya, Kamis (10/6/2021).
Sri Mulyani menjelaskan bahwa jika ditotal, belanja birokrasi sebelum pandemi yaitu periode Maret 2019 sampai Februari sebesar Rp1,97 triliun. Saat Covid-19 yaitu Maret 2020 sampai Februari 2021 turun menjadi Rp0,72 triliun.
Sementara itu, Prabowo yang terbilang sering ke luar negeri pernah menjelaskan alasannya melalui video yang diunggah Kementerian Pertahanan Oktober tahun lalu.
Baca Juga
Di situ, Prabowo menuturkan bahwa seringnya pergi ke luar negeri untuk melakukan diplomasi internasional untuk pertahanan. Selain itu, dia juga mencari harga untuk modernisasi alutsista Indonesia.
“Dalam pembelanjaan pembelian alutsista, alat-alat utama, alat-alat sistem pertahanan, saya ingin harga yang terbaik harga yang paling murah tetapi kualitas paling tinggi. Dan itulah yang membuat saya harus banyak keliling ke luar negeri,” katanya.