Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ESDM Usulkan Subsidi Listrik 2022 Naik Jadi Rp61,83 Triliun

Usulan subsidi tahun depan itu bisa diturunkan apabila dilakukan pemilahan data golongan pelanggan 450 VA yang tidak masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Warga memeriksa meteran listrik prabayar di Rumah Susun Benhil, Jakarta, Selasa (11/02/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Warga memeriksa meteran listrik prabayar di Rumah Susun Benhil, Jakarta, Selasa (11/02/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

ESDM Usulkan Subsidi Listrik 2022 Naik Jadi Rp61,83 Triliun

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengusulkan subsidi listrik untuk Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 senilai Rp61,83 triliun.  Angka ini naik dari alokasi anggaran tahun ini yang mencapai Rp59,26 triliun.  

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan bahwa usulan subsidi tersebut berdasarkan asumsi nilai tukar sebesar Rp14.450 per dolar AS, harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP) sebesar US$60 per barel, dan inflasi 3 persen.

Namun, menurutnya, usulan subsidi tahun depan itu bisa diturunkan apabila dilakukan pemilahan data golongan pelanggan 450 VA yang tidak masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

"Jika mengacu pada rekomendasi dari BPKP dan KPK, apabila dilakukan evaluasi pisahkan pelanggan 450 VA yang tidak masuk data terpadu DTKS, subsidi bisa diturunkan jadi Rp39,5 triliun," ujar Arifin dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR, Rabu (2/6/2021).

Dia mengatakan bahwa kebijakan subsidi listrik pada 2022 akan diprioritaskan kepada golongan yang berhak, yakni golongan pelanggan daya 450 VA dan 900 VA yang terdata dalam DTKS.  Selain itu, subsidi listrik tahun depan juga diusulkan untuk diberikan melalui mekanisme subsidi langsung.

"Tahun 2022 diusulkan kebijakan listrik berikan subsidi listrik pada golongan berhak dan subsidi diberikan pada pelanggan rumah tangga miskin dan nggak mampu berdaya 450 VA dan 900 VA mengacu DTKS dan mendukung pelaksanaan subsidi listrik untuk rumah tangga lewat mekanisme subsidi langsung," katanya.

Sementara itu, sampai dengan April 2021, realisasi subsidi listrik telah mencapai Rp22,1 triliun yang terdiri atas subsidi murni Rp17,36 triliun dan diskon tarif Rp4,74 triliun.  

Diproyeksikan realisasi subsidi listrik hingga akhir tahun ini mencapai Rp59,26 triliun. Proyeksi ini termasuk anggaran untuk diskon tarif listrik untuk golongan rumah tangga 450 VA dan 900 VA tidak mampu selama JanuariJuni 2021 sebesar Rp5,57 triliun dan diskon golongan bisnis dan industri 450 VA sebesar Rp101,79 miliar.

Asumsi makro yang digunakan untuk anggaran subsidi 2021 antara lain, nilai tukar sebesar Rp14.600 per dolar AS, ICP sebesar US$45 per barel, biaya pokok penyediaan tenaga listrik sebesar Rp1.334,44 per kWh, dan penjualan listrik sebesar 266,47 terrawatt hour.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper