Bisnis.com, JAKARTA – Investasi sektor properti residensial terutama rumah tapak di Indonesia masih menarik, kata Director Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia Arief Rahardjo.
“Karena market perumahan di sini end user dengan segmen menengah yang terbanyak. Dan permintaan terus ada. Investasi residential menarik di Indonesia," ujarnya kepada Bisnis pada Senin (31/5/2021).
Di negara lain yang investasi pada proyek rumah tapak tak terbilang baik. Investor di negara lain memilih untuk membangun high rise. Hal itu itu dikarena high rise lebih diminati untuk tempat tinggal.
"Kalau negara lain kebanyakan multifamily memilih high-rise residential market. Kalau pasar high-rise atau komdominiumdi sini adalah investor bukan end user market. Rumah tapak ini akan membawa pemulihan untuk sektor properti,” paparnya.
Berdasarkan Laporan Bank Indonesia, penjualan properti residensial primer kuartal I tahun 2021 secara tahunan tercatat meningkat 13,95 persen (yoy).
Angka ini meningkat tajam dari kontraksi penjualan di kuartal IV tahun 2020 yang sebesar -20,59 persen (yoy) dan -43,13 persen di kuartal I/2020.
Baca Juga
Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) kuartal I/2021 sebesar 1,35 persen (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya sebesar 1,43 persen (yoy) dan lebih rendah dari kuartal I/2020 yang 1,68 persen.