Bisnis.com, JAKARTA - Struktur pertumbuhan ritel modern diperkirakan tidak akan banyak berubah dibandingkan dengan tahun lalu. Pertumbuhan tertinggi tetap terjadi pada ritel minimarket, sementara hypermarket bisa tetap terkontraksi.
"Pertumbuhan paling bagus tetap berada di minimarket, untuk supermarket pertumbuhannya moderat, dan hypermarket masih akan paling lemah," kata Pengamat Ritel sekaligus Staf Ahli Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Yongky Susilo, Senin (17/5/2021).
Yongky menilai kinerja untuk supermarket dan hypermarket sempat tertolong musim Ramadan dan Lebaran meski belum bisa menyamai kondisi prapandemi. Untuk bisa bertahan pada tahun kedua pandemi, dia mengatakan ritel format supermarket harus melalukan perubahan yang selaras dengan preferensi konsumen.
"Supermarket akan tetap bertahan, tetapi butuh perubahan. Mereka harus menambah makanan siap makan, masak, dan sebagainya," kata dia.
Di sisi lain, Yongky menyebutkan pertumbuhan positif minimarket tidak lepas dari ketepatan format yang telah menjangkau berbagai kelas masyarakat. Menurutnya, minimarket bisa makin membesar dari segi ukuran.
"Minimarket bisa makin membesar. Dari hanya satu ruko ke dua sampai tiga ruko. Format ini akan mengikuti kebutuhan kelas menengah dan menyajikan produk yang lebih premium. Bagaimana pun, proximity wins," kata Yongky.
Baca Juga
Data Nielsen Retail Audit memperlihatkan bahwa penutupan gerai ritel modern memang banyak disumbang format supermarket dan hypermarket sepanjang 2020.
Sebagai contoh supermarket seperti Hero mengurangi gerai dari 23 unit menjadi hanya 17 pada akhir 2020. Kondisi serupa terlihat Hypermart yang jumlah gerainya berkurang dari 103 unit pada awal 2020 menjadi hanya 97 unit per Desember 2020.