Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi peritel memperkirakan pertumbuhan ritel modern pada tahun ini tidak hanya akan ditopang oleh channel toko kelontong alias minimarket. Terdapat peluang ritel supermarket dan hypermarket turut memberi kontribusi seiring bergesernya pergerakan belanja masyarakat.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N. Mandey mengemukakan pergeseran ini mulai terlihat pada kuartal I/2021 ketika data Nielsen menunjukkan bahwa minimarket justru mengalami kontraksi 3,5 sampai 4 persen secara tahunan. Penurunan performa juga terjadi pada segmen supermarket dan hypermarket yang terkoreksi 10 persen.
“Selama Januari sampai Maret ada sekitar 90 gerai ritel modern yang tutup, sekitar dua per tiganya adalah minimarket. Ini anomali yang penyebab utamanya adalah pergerakan masyarakat,” kata Roy, Senin (17/5/2021).
Dia mengemukakan saat pemerintah memberlakukan kebijakan pembatasan mobilitas yang ketat pada tahun pertama pandemi, masyarakat cenderung memilih berbelanja ke ritel yang dekat dengan rumah masing-masing. Kebiasaan ini mulai berubah ketika pembatasan mobilitas cenderung lebih longgar dengan PPKM mikro.
“Sejak PPKM mikro berlaku dan optimisme masyarakat membaik, mulai ada pergerakan. Hal ini terutama ditopang masyarakat menengah yang berbelanjanya tidak hanya di minimarket,” kata dia.
Roy meyakini kondisi ini bakal berlanjut pada kuartal-kuartal selanjutnya selama program vaksinasi terus digulirkan pemerintah dan menjangkau kelompok masyarakat yang lebih luas. Menurutnya, bukan tak mungkin ritel supermarket dan hypermarket kembali pulih ke level sebelum pandemi. Untuk 2021, peritel modern membidik kenaikan sebesar 4 sampai 4,5 persen.
Baca Juga
“Peningkatan vaksin jadi satu-satunya pendorong belanja kelompok menengah. Jika cakupan luas dan optimisme terungkit bukan tak mungkin supermarket dan hypermarket memasuki masa pemulihan. Begitu pula minimarket,” kata dia.
Sebagaimana diketahui, ritel modern channel minimarket menjadi satu-satunya penyumbang pertumbuhan positif pada tahun lalu dengan kenaikan sebesar 4,8 persen. Sebaliknya, ritel supermarket dan hypermarket terkontraksi 10,1 persen.