Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Galangan Kapal China Tolak Kapal dari India

Pembatasan kapal dari India serta Bangladesh telah diberlakukan di China, bahkan kota galangan kapal Zhousan melarang kapal India untuk masuk untuk melakukan pemeliharaan dan perbaikan.
Galangan kapal di China State Shipbuilding Corp di China/World Maritime.Com
Galangan kapal di China State Shipbuilding Corp di China/World Maritime.Com

Bisnis.com, JAKARTA - Galangan kapal di kota pesisir China Zhoushan telah melarang masuk kapal yang memanggil atau mengganti awak di India dalam tiga bulan terakhir, dengan alasan kekhawatiran atas meningkatnya infeksi di negara Asia Selatan itu.

Pembatasan kapal dari India serta Bangladesh telah diberlakukan, bahkan kota tersebut melarang kapal India untuk masuk untuk melakukan pemeliharaan dan perbaikan, kata juru bicara dari perusahaan pengiriman dan logistik Wilhelmsen Group.

Wilhelmsen Group diberitahu tentang larangan tersebut oleh galangan kapal yang beroperasi di kota itu, kata juru bicara itu. Rincian dikonfirmasi oleh seorang pejabat dari Zhoushan Xinya Shipyard Co.

Beberapa galangan kapal di Zhoushan berada di peringkat 10 besar dunia dalam hal volume bisnis 2019, menurut China Daily. Kota ini juga merupakan rumah bagi beberapa terminal minyak dan tangki penyimpanan terbesar di negara ini.

Pembatasan yang sama tidak berlaku untuk kapal yang mengangkut kargo dari India, menurut seorang pejabat dari pelabuhan Zhoushan dan pedagang minyak yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.

Pejabat galangan kapal mengatakan larangan itu diberlakukan setelah 11 anggota awak dinyatakan positif Covid-19 pada akhir April. Orang-orang yang terinfeksi berada di atas kapal yang telah berlabuh di galangan kapal setempat.

Seorang pejabat Euronav BV, salah satu pemilik kapal minyak mentah independen terbesar di dunia, mengatakan dalam sebuah wawancara hari Kamis bahwa ribuan pelaut berisiko terjebak di laut setelah kontrak mereka berakhir karena meningkatnya kasus di India. Anggota kru dari negara Asia mencapai sekitar 15 persen dari total dunia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper