Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TPT RI Diprediksi Lanjutkan Tren Perbaikan pada Agustus Mendatang

Kondisi pasar kerja Indonesia diyakini bakal membaik sebagai konsekuensi logis dari geliat yang terjadi di seluruh sektor lapangan usaha.  
Pekerja menyelesaikan pembuatan perangkat alat elektronik rumah tangga di PT Selaras Citra Nusantara Perkasa (SCNP), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/8/2020). Bisnis/Abdullah Azzam
Pekerja menyelesaikan pembuatan perangkat alat elektronik rumah tangga di PT Selaras Citra Nusantara Perkasa (SCNP), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/8/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Tanah Air diprediksi melanjutkan tren membaik pada Agustus 2021.

Tren pemburukan TPT yang terjadi dalam kurun 5 tahun terakhir dinilai akan berubah tahun ini seiring dengan adanya indikator lain yang menjadi penentu.

Menurut Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal, tren perbaikan TPT seperti yang terjadi selama 5 tahun terakhir dipengaruhi oleh faktor panen besar di sektor pertanian sebagai sektor yang paling kontributif dalam menyerap tenaga kerja di Tanah Air.

Kenaikan angka TPT yang kemudian selalu terjadi pada Agustus dikatakan dipengaruhi oleh kualitas penyerapan tenaga kerja ke dalam pekerjaan yang dinilai kurang berkualitas atau lebih tepatnya didominasi oleh sektor informal.

Pola tersebut, kata Faisal, diperkirakan berubah tahun ini setelah indikator pemicu tren penyerapan tenaga kerja di Tanah Air tidak hanya dipengaruhi oleh faktor musiman seperti panen besar. Relaksasi massa yang mulai terjadi dinilai ikut memengaruhi tren tersebut sehingga angka TPT berpeluang terus membaik pada Agustus mendatang.

"Dengan adanya faktor relaksasi kegiatan masyarakat sebagai faktor khusus pada massa pemulihan, TPT Indonesia pada Agustus 2021 berpeluang membaik. Kemungkinan bergerak dari 6,26 persen pada Februari ke level 6 persen pada Agustus mendatang," ujarnya, Rabu (5/5/2021).

Berdasarkan data BPS, lapangan usaha di sektor pertanian memang mengalami pergerakan positif sampai dengan Februari 2021. Adapun, kontribusi sektor tersebut terhadap PDB tumbuh 2,95 persen dengan jumlah tenaga kerja di dalamnya mencapai 30 persen dari total orang yang bekerja.

Kendati demikian, hal tersebut tidak bisa dilihat sebagai hal yang positif semata. Sebab, kata Faisal, perbaikan angka TPT belum tentu sejalan dengan kualitas pekerjaan itu sendiri, di mana sebagian besar pekerja di Indonesia bekerja di sektor informal yang cenderung tidak stabil.

BPS mencatat saat ini terdapat sebanyak 78,14 juta orang atau 59,62 persen yang bekerja di sektor informal, hanya turun tipis, yakni, 0,85 persen poin dibandingkan dengan Agustus 2020. Kondisi seperti ini dinilai tidak akan emberikan dorongan yang signifikan terhadap perumbuhan konsumsi.

Pemerintah, lanjutnya, juga berhadapan dengan masalah tingginya angka pengangguran berusia produktif di Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara. Menurut laporan CORE Indonesia, pengangguran usia produktif RI menempati urutan pertama, di atas Malaysia, Singapura, dan Vietnam.

Kendati demikian, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah optimistis kondisi pasar kerja RI tahun ini akan membaik sebagai konsekuensi logis dari geliat yang terjadi di seluruh sektor lapangan usaha.  

Optimisme tersebut mengacu kepada beberapa indikator, di antaranya hasil Suvey Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia, di mana persentase saldo bersih tertimbang (SBT) realisasi dan perkiraan penggunaan tenaga kerja pada kuartal II/2021 sudah menyentuh angka positif, yakni 0,72 persen.

"Tahun lalu, SBT realisasi dan perkiraan penggunaan tenaga kerja RI terus menerus berada di zona minus," ujarnya.

Secara sektoral, sambung Ida, pergerakan positif terjadi di sektor pertanian, khususnya pangan dan perkebunan; sektor perdagangan; hotel dan restoran; sektor keuangan; real estate; dan sektor konstruksi yang diyakini dapat secara signifikan menyerap tenaga kerja mengingat pembangunan infrastruktur masih menjadi proyek prioritas pemerintah.

Selain itu, Prompt Manufacturing Index (PMI) yang menggambarkan kondisi industri manufaktur kian ekspansif juga dinilai memberi sinyal bahwa penyerapan tenaga kerja di sektor tersebut akan terus bertambah sepanjang 2021.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper