Bisnis.com, JAKARTA - Laju inflasi pada April 2021 diperkirakan akan meningkat menjadi 0,16 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) atau mencapai 1,45 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Laju inflasi pada periode tersebut menguat jika dibandingkan dengan periode Maret 2021 yang mencatatkan inflasi sebesar 0,08 persen mtm.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan, periode Ramadan merupakan pendorong kenaikan harga berbagai komoditas.
“Selama Ramadan, harga sebagian besar komoditas pangan mengalami kenaikan secara musiman, terutama daging ayam, cabai merah, daging sapi, telur ayam, dan bawang putih pada tahun ini,” katanya, Senin (3/5/2021).
Namun di sisi lain, Andry memperkirakan laju inflasi inti masih belum terlihat adanya peningkatan pada April 2021 meski inflasi secara umum meningkat.
Menurutnya, hal ini dikarenakan sisi permintaan masih lebih lemah di tengah berlanjutnya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan larangan mudik tahunan untuk menghindari lonjakan kasus harian Covid-19.
Baca Juga
Di samping itu, keputusan pemerintah untuk memperluas insentif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) kendaraan bermotor mulai dari 1.501 cc menjadi 2.500 cc juga dinilai menurunkan inflasi inti.
Sebaliknya, pendorong naiknya inflasi inti berasal dari kenaikan harga emas karena meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan.
“Kami melihat inflasi inti akan terus melemah ke 1,16 persen yoy pada April 2021, dibandingkan dengan 1,21 persen yoy di Maret 2021,” jelasnya.