Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perdagangan Melonjak, Maersk Naikkan Proyeksi Pendapatan hingga US$11 Miliar

Maersk yang berbasis di Denmark mengatakan proyeksi pendapatan sebelum bunga dan pajak (EBIT) untuk tahun ini berkisar US$9 miliar hingga US$11 miliar, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya US$4,3 miliar hingga US$6,3 miliar.
Ilustrasi:Kapal MV Maersk Mc-Kinney saat tiba di pelabuhan Rotterdam (16/8/2013)/Reuters
Ilustrasi:Kapal MV Maersk Mc-Kinney saat tiba di pelabuhan Rotterdam (16/8/2013)/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - A.P. Moller-Maersk A/S, perusahaan pelayaran terbesar di dunia menaikkan proyeksi keuntungannya tahun ini hampir dua kali lipat, didorong oleh permintaan yang melonjak untuk layanan angkutnya.

Kemacetan di sebagian besar rantai pasokan global usai penyumbatan di Terusan Suez ikut berkontribusi pada melonjaknya tarif pengangkutan.

Maersk yang berbasis di Denmark mengatakan proyeksi pendapatan sebelum bunga dan pajak (EBIT) untuk tahun ini berkisar US$9 miliar hingga US$11 miliar, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya US$4,3 miliar hingga US$6,3 miliar.

Adapun pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan pengurangan nilai (EBITDA) diperkirakan akan mencapai US$13 miliar hingga US$15 miliar, dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya US$8,5 miliar hingga US$10,5 miliar.

"Kinerja kuat yang berlanjut terutama didorong oleh berlanjutnya situasi pasar yang luar biasa dengan melonjaknya permintaan yang menyebabkan kemacetan dalam rantai pasokan dan kekurangan peralatan [peti kemas]," kata Maersk, dilansir Bloomberg, Selasa (27/4/2021).

Kondisi yang menguntungkan diperkirakan akan terus berlanjut hingga kuartal keempat. Perusahaan yang mengangkut hampir seperlima dari peti kemas dunia itu mengatakan sekarang melihat permintaan pasar global tumbuh 5 persen hingga 7 persen tahun ini, dibandingkan dengan 3 persen sampai 5 persen sebelumnya.

"Perkiraan yang membaik terutama didorong oleh volume ekspor dari China ke AS," imbuhnya.

Sementara itu, analis David Kerstens mengulangi rekomendasi beli pada saham tersebut, mengatakan bahwa sementara pasar mengharapkan Maersk akan menaikkan perkiraan laba setahun penuhnya, pedoman baru tersebut terlihat lebih baik dari yang diharapkan.

Terlebih lagi, menurut Kerstens, masih ada risiko kenaikan karena tarif angkutan peti kemas terus mengikuti ekspektasi dan mencapai rekor tertinggi baru.

Maersk juga merilis pendapatan awal kuartal pertama yang sebesar US$12,4 miliar yang sedikit di bawah US$12,61 miliar yang terlihat dalam survei analis Bloomberg.

Penyumbatan di Terusan Suez awal tahun ini menunda perkiraan normalisasi tarif peti kemas, yang meningkat lebih dari dua kali lipat pada 2020 karena meningkatnya permintaan barang konsumen selama pandemi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper