Bisnis.com, JAKARTA - Rencana Presiden Joe Biden untuk menghilangkan subsidi perusahaan minyak dan gas serta menaikkan pungutan pada perusahaan pencemar, akan meningkatkan penerimaan pemerintah sebesar US$35 miliar selama dekade mendatang.
"Manfaat dari subsidi saat ini terkonsentrasi pada segelintir perusahaan besar," kata Departemen Keuangan dalam Rencana Pajak Made In America, dilansir Bloomberg, Kamis (8/4/2021). Laporan tersebut memperluas proposal pajak dalam paket ekonomi Biden senilai US$ 2,25 triliun yang diumumkan minggu lalu.
Rencana tersebut kemungkinan akan mendapat perlawanan keras dari industri minyak dan gas dan pendukungnya di Capitol Hill. Biden telah mengejutkan banyak eksekutif dalam beberapa bulan pertama masa kepresidenannya dengan membatalkan pipa minyak mentah Keystone XL dan membatasi pengeboran di lahan federal.
“Dampak utamanya adalah keuntungan perusahaan minyak dan gas. Penelitian menunjukkan sedikit dampak pada harga bensin atau energi untuk konsumen AS dan sedikit dampak pada keamanan energi kita," kata Departemen Keuangan dalam laporan tersebut.
Produsen minyak dan gas mendapatkan keuntungan dari elemen kode pajak yang memungkinkan mereka mengurangi biaya pengeboran di awal siklus proyek dan mampu menanggung kerugian selama beberapa tahun. Kelompok industri mengklaim langkah-langkah ini tidak spesifik untuk bahan bakar fosil dan dirancang untuk mendorong investasi.
Meski begitu, rencana pajak Biden jelas dalam niatnya untuk membidik industri minyak dan gas, sambil memberikan insentif untuk energi bersih, ketahanan terhadap perubahan iklim, dan penyimpanan karbon.
"Preferensi pajak untuk produsen minyak, gas dan batu bara hari ini mengurangi kewajiban pajak mereka relatif terhadap perusahaan lain," kata Departemen Keuangan.
“Perusahaan bahan bakar fosil juga mendapat manfaat dari subsidi implisit yang substansial, karena mereka menjual produk yang menimbulkan eksternalitas tetapi mereka tidak harus membayar untuk kerusakan yang ditimbulkan," lanjutnya.
Dokumen tersebut mengutip penelitian akademis yang diterbitkan oleh Proceedings of the National Academy of Sciences yang menemukan EQT Corp., Exxon Mobil Corp., BP Plc, Chesapeake Energy Corp. dan Chevron Corp. adalah lima penerima teratas dari subsidi implisit kepada produsen bahan bakar fosil pada 2018.