Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenhub: Bandara Kertajati Tak Cuma Jadi Bengkel Pesawat

Kemenhub memastikan Bandara Kertajati tidak hanya difungsikan sebagai bengkel pesawat atau MRO sebagai upaya optimalisasi.
Suasana di ruang tunggu penumpang Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat./Antara
Suasana di ruang tunggu penumpang Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan merencanakan pengembangan Bandara Kertajati di Jawa Barat tak hanya sebagai pusat pemeliharaan dan perawatan pesawat (maintenance repair overhaul/MRO), tetapi juga mendukung Pelabuhan Patimban sebagai pusat ekonomi di wilayah tersebut.

Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto mengatakan rencana pengembangan dan desain bandara yang terletak di Majalengka sudah dilakukan sejak 2008. Selanjutnya, pemerintah pusat dan daerah melakukan kerja sama dan masing-masing membagi peranannnya.

Menurutnya kunci kesuksesan pergerakan bandara Kertajati sangat bergantung kepada penyelesaian akses jalan tol Cileunyi–Sumedang–Dawuhan atau yang dikenal dengan Cisumdawu. Terkait dengan akses tol ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), tuturnya, menargetkan rampung pada tahun ini.

Dia optimistis dengan terkoneksinya bandara dengan tol tersebut, potensinya semakin berkembang pesat.

"Rencana kami ke depan, banyak yang nulis hanya untuk bengkel. Ini kayaknya meremehkan. Enggak seperti itu ya. Ke depan kami desain Kertajati bsia mendukung banyak hal," ujarnya, Selasa (6/4/2021).

Pertama, sebutnya, untuk penerbangan haji dengan potensi terbesar berasal dari Jawa barat. Kemudian mempermudah penerbangan umrah karena akan merepotkan apabila nantinya senua penumpang harus ke Jakarta.

"Kami juga akan gunakan multimoda dengan pelabuhan Patimban untuk eskpor impor di Patimban. Jadi Jabar akan terkonsentrasi di pelabuhan Patimban dan Kertajati," imbuhnya.

Novie menjelaskan saat ini kondisi Bandara Husein Sastranegara di Bandung sudah tidak kondusif karena terhimpit oleh gedung tinggi yang membahayakan penumpang jet. Bandara berkode BDO hanya akan difungsikan bagi operasi pesawat propeller dengan kecepatan rendah rendah agar lebih aman.

Sementara untuk potensi MRO, dia yakin cukup menjanjikan. Sebab perawatan pesawat Indonesia masih banyak dilakukan di Singapura dan Malaysia. Terlebih nantinya dengan area dan infrastruktur yang sangat mendukung untuk bisnis MRO.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper