Bisnis.com, JAKARTA - Supply Chain Indonesia (SCI) memaparkan sejumlah persoalan yang dihadapi sektor logistik Indonesia, meskipun sektor ini cenderung menunjukkan tren positif selama 2020.
Hal itu diungkapkan Chairman SCI Setijadi dalam webinar bertajuk Prospek Ekonomi dan Bisnis Logistik 2021. Menurutnya berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), laju pertumbuhan lapangan usaha transportasi dan pergudangan atau logistik pada kuartal IV/2020 (y-o-y) mengalami kontraksi sebesar minus 13,42 persen.
Dalam kesempatan tersebut, dia membeberkan sejumlah persoalan yang dihadapi sektor logistik saat ini. Yakni terkait dengan infrastruktur, sarana, hingga regulasi.
"Kita tahu bersama kita masih terkendala dengan jumlah, kapasitas, kondisi, dan penyebaran infrastruktur yang menjadi PR kita bersama," katanya, Rabu (24/3/2021).
Terkait infrastruktur ini, dia menyebut masalah standarisasi juga masih menjadi kendala dari kegiatan logistik. Pasalnya, kondisi dermaga, ketersediaan dan kapasitas hingga sistem teknologi dan informasi (IT) masih belum terstandarisasi dengan baik.
"Kemudian masalah selanjutnya adalah dari sarana. [Sarana] kita juga masih terkendala baik terkait standarisasi teknis maupun prosesnya," sebutnya.
Baca Juga
Hal yang sama juga terjadi dengan masalah transportasi lanjutannya. Sektor logistik masih belum mengembangkan sistem transportasi multimoda padahal Indonesia terkenal dengan kondisi negara maritim.
Masalah lainnya, imbuh Setijadi, adalah berkaitan dengan regulasi yang mencakup konsistensi peraturan, regulasi antara pemerintah pusat dan daerah, pun antar pemerintah daerah yang belum terstandarisaai dan terharmonisasi.
"Selanjutnya terkait birokrasi. Kita masih melihat beberapa regulasi pemerintah yang sudah cukup bagus itu ternyata dengan kondisi di lapangan masih perlu dipertimbangkan," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, dia juga menambahkan beberapa permasalahan lain dari sektor logistik yakni terkait dengan sumber daya manusia (SDM), teknologi dan informasi, dan pola perdagangan.