Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) akan mendapat pasokan listrik dari PT PLN (Persero) untuk kegiatan produksi di Blok Rokan melalui dua tahapan.
Senior Vice President Corporate Communication & Investor Relation Pertamina Agus Suprijanto mengatakan bahwa PLN akan menjalankan dua tahap untuk memastikan suplai listrik dalam operasional wilayah kerja (WK) Rokan tersedia dengan aman.
Tahap pertama, masa transisi dengan memanfaatkan pembangkit listrik eksisting yang akan berlangsung selama 3 tahun, mulai 9 Agustus 2021. Adapun tahap kedua, masa layanan permanen akan mengandalkan pembangkit dan jaringan PLN yang akan dimulai pada 2024.
Dengan rata-rata produksi berada di kisaran 161.000 barel per hari, saat ini WK Rokan membutuhkan pasokan listrik mencapai 400 megawatt dan uap sebesar 335.000 barel standar per hari.
“Sinergi BUMN Listrik Nasional akan menciptakan operasional yang lebih efisien karena pasokan listrik dari PLN diyakini Pertamina lebih handal dengan pembangunan jaringan interkoneksi sistem dan gardu induk serta dapat dibackup dari pembangkit listrik lain sehingga dapat meningkatkan kapasitas suplai listrik untuk kegiatan operasional WK Rokan,” katanya seperti dikutip melalui keterangan resminya, Senin (23/3/2021).
Agus menambahkan bahwa Pertamina sebagai holding akan mengawal kinerja Pertamina Hulu Rokan untuk memastikan proses alih kelola WK Rokan berjalan dengan baik dalam rangka menjaga produksi migas nasional yang sekitar 25 persen dikontribusikan dari produksi WK Rokan.
Produksi tersebut diperoleh dari lima lapangan besar yaitu Duri, Minas, Bangko, Balam South, dan Petapahan yang tersebar di lima kabupaten di Provinsi Riau. “Mengingat WK Rokan tersebut tergolong mature, Pertamina akan memanfaatkan teknologi terkini dan telah mempersiapkan program jangka panjang untuk menahan laju penurunan produksi minyak di WK Rokan,” ujarnya.
Agus menuturkan bahwa beberapa upaya yang dilakukan untuk mempertahankan produksi WK Rokan, di antaranya mempersiapkan dan menyelesaikan proses perizinan, proses peralihan pekerja, memastikan alih kontrak barang dan jasa serta data transfer dari operator eksisting berjalan lancar.
“Pertamina terus membangun komunikasi dengan Pemerintah untuk memastikan investasi, kelancaran program pengeboran PHR di WK Rokan sepanjang 2021 tetap berjalan, yakni 84 sumur yang terdiri dari 44 sumur pengembangan dan 40 sumur tambahan lainnya,” ungkap Agus.
Selain Pengeboran sumur pengembangan, dalam jangka panjang disiapkan pula program lainnya berupa infill drilling, pengeboran sumur eksplorasi, workover/well intervention, optimasi program waterflood dan steamflood serta program lainnya untuk menambah cadangan.
“Sebagai BUMN yang mengemban amanah mengelola migas nasional, Pertamina mengharapkan dukungan pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan untuk memastikan masa depan WK Rokan lebih bermanfaat bagi bangsa dan negara,” jelasnya.