Bisnis.com, JAKARTA – PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I bersama dengan Konsorsium AP I juga terdiri atas Incheon International Airport Corporation (IIAC) dan PT Wijaya Karya Tbk. (WIKA) ditetapkan sebagai pemenang tender pengelolaan bandara Hang Nadim di Batam dengan evaluasi dokumen penawaran yang lebih atraktif.
Konsorsium AP I pun berhak mengelola bandara berkode BTH tersebut dengan skema Kerja Sama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) selama 25 tahun. Berdasarkan Surat Pengumuman yang diterbitkan oleh Panitia Pengadaan Badan Usaha Pelaksana Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Bandar Udara Hang Nadim Batam konsorsium AP I mendapatkan skor 100 poin.
Adapun, dokumen penawaran yang diajukan oleh konsorsium tersebut untuk biaya modal atau (capital expenditure/capex) senilai Rp6,8 triliun yang terdiri atas Rp2,64 triliun pekerjaan wajib dan biaya modal lainnya senilai Rp4,25 triliun.
“Persentase bagi hasil kepada Penanggung Jawab Proyek Kerjasama [PJPK] sebesar 30 persen, sedangkan pembagian untuk penghasilan kargo umum sebesar 60 persen. Dengan demikian nilai biaya operasional dan pemeliharaan mencapai Rp15,29 triliun tidak termasuk operational expenditure,” bunyi dokumen pengumuman tersebut yang dikutip Bisnis.com, Minggu (21/3/2021).
Sementara itu Konsorsium Batam yang terdiri dari PT Angkasa Pura II (Persero), PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Egis Project S.A, Engie South East Asia Pte Ltd. Berada di posisi kedua dengan skor hasil evaluasi sebesar 91,5 poin.
Konsorsium tersebut mengajukan jumlah pembiayaan proyek senilai Rp3,18 triliun yang terdiri atas pekerjaan wajib senilai Rp2,3 triliun dan biaya modal lainnya senilai Rp849 miliar.
Baca Juga
Secara total konsorsium tersebut memperkirakan nilai biaya operasional dan pemeliharaan selama masa kerja sama mencapai Rp8,92 triliun. Dengan besaran presentase bagi hasil kepada PJPK mencapai 25,75 persen, sedangakan pembagian untuk penghasilan kargo umum mencapai sebesar 65 persen.