Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Holding BUMN Pariwisata, GIPI: Supaya Ada Efisiensi

Pembentukan Holding Pariwisata mendorong terjadinya peningkatan kinerja dan volume bisnis perusahaan-perusahaan di bawah naungan BUMN.
Sejumlah perwakilan agen perjalanan pariwisata berswafoto dengan penari saat travel gathering bertajuk We Love Bali di kawasan Pantai Pandawa, Badung, Bali, Jumat (4/9/2020). rn
Sejumlah perwakilan agen perjalanan pariwisata berswafoto dengan penari saat travel gathering bertajuk We Love Bali di kawasan Pantai Pandawa, Badung, Bali, Jumat (4/9/2020). rn

Bisnis.com, JAKARTA – Langkah efisiensi perusahaan pelat merah di sektor pariwisata melalui pembentukan Holding Pariwisata oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dinilai sangat diperlukan saat ini. 

Menurut Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didien Djunaedi, pembentukan Holding Pariwisata mendorong terjadinya peningkatan kinerja dan volume bisnis perusahaan-perusahaan di bawah naungan BUMN.

"Saya sih setuju dibentuk Holding Pariwisata. Supaya ada efisiensi dan perusahaan-perusahaan di sektor pariwisata bisa disederhanakan susunannya," ujar Didien kepada Bisnis, Kamis (10/3/2021).

Dia menambahkan dipersempitnya susunan organisasi melalui langkah pembentukan holding akan seiring dengan terjadinya perluasan jangkauan bisnis perusahaan-perusahaan di dalamnya.

Dengan demikian, sambungnya, bisa dikatakan pembentukan Holding Pariwisata bertujuan memperkuat nilai dari BUMN itu sendiri.

"Hal yang penting adalah direksinya dipilih betul-betul dari orang-orang yang memiliki potensi atau kapasitas dalam memberikan keuntungan kepada perusahaan," jelasnya.

Kendati demikian, pembentukan Holding Pariwisata oleh Kementerian BUMN tidak menimbulkan ekspektasi yang terlalu tinggi dari para pemain dari industri pariwisata. Sebab, mesin inti yang merupakan penggerak sektor pariwisata hingga saat ini belum mampu bergerak secara normal.

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengatakan tidak adanya ekspektasi seiring dengan tak adanya signifikansi pembentukan holding tersebut terhadap proses pemulihan industri pariwisata.

"Kami melihat itu hanya sebagai langkah efisiensi yang sedang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan pariwisata berstatus Badan Usaha Milik Negara. Sebab, saat ini jumlah perusahaan BUMN yang bermain di sektor pariwisata sudah begitu banyak," ujar Maulana kepada Bisnis.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper