Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Bisnis Properti Asia : Hotel Terjungkal, Pergudangan Terbaik

Pemilik hotel yang tertekan mungkin perlu menunggu hingga 2024 untuk melihat pemulihan penuh. Sementara itu, pergudangan memiliki kinerja terbaik di antara semua subsektor properti.
Ilustrasi aktivitas di properti pergudangan./Reuters
Ilustrasi aktivitas di properti pergudangan./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pemilik hotel yang tertekan mungkin perlu menunggu hingga 2024 untuk melihat pemulihan penuh.

Nilai properti perhotelan diperkirakan melesat cepat setelah 2022 meskipun rebound penuh untuk semua jenis hotel masih beberapa tahun lagi, menurut perusahaan data real estat CoStar Group Inc.

“Kali ini, properti ekonomi dan kelas menengah, serta hotel dengan masa inap yang diperpanjang berhasil mengatasi penurunan lebih baik daripada hotel mewah dan layanan penuh,” kata Xiaojing Li, direktur pelaksana di CoStar Risk Analytics. “Hal yang sebaliknya terjadi selama krisis keuangan hebat (1990-an akhir], saat kinerja hotel lebih buruk.”

Perusahaan data tersebut memperkirakan nilai aset hotel yang tertekan akan menjalani pemulihan 50 persen dari kerugian baru-baru ini pada 2023, dan kembali ke tingkat penilaian sebelum pandemi pada 2024.

Ritel, di sisi lain, sudah tertekan sebelum pandemi Covid dan valuasi properti terkait dengan kredit macet turun hampir 40 persen tahun lalu, data menunjukkan.

“Faktanya, akan ada pemenang dan pecundang di semua jenis properti kali ini. Mal-mal regional, tentu saja paling bermasalah. Tapi industri dan apartemen kemungkinan akan menjadi pemenang."

CoStar, yang menerapkan tingkat pertumbuhan sektor properti rata-rata untuk penilaian selama 9 tahun ke depan, memprediksi properti industri dan gudang memberikan yang terbaik dari semua jenis properti.

Penurunan penilaian lebih dangkal tahun lalu dan sektor tersebut sudah pulih dengan cepat, setelah mendapat manfaat dari kebutuhan fasilitas gudang cold storage karena orang-orang yang berlindung di tempat memesan makanan secara online untuk dikirim.

Real estat komersial telah berjuang selama setahun terakhir karena Covid-19 menjauhkan pembeli dari mal, pelancong yang jauh dari hotel, dan pekerja yang pulang dari kantor.

Penurunan tersebut mendorong sekitar $ 146 miliar real estat komersial ke dalam risiko kebangkrutan atau default yang serius pada akhir tahun lalu, dengan rasa sakit terkonsentrasi di hotel dan ritel, menurut data yang dikumpulkan oleh Real Capital Analytics, sebuah perusahaan data real estat komersial.

Pemulihan akan tercampur secara khusus untuk sektor hotel, tergantung pada jaringan, lokasi, dan jenis hotel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper