Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah China berjanji menyelesaikan masalah perumahan di kota-kota besar dengan pemimpin legislatif, Kongres Rakyat Nasional. Pelonggaran moneter setelah pandemi Covid-19 memicu pasar properti menjadi gelembung dan menjadikan real estat sebagai ajang spekulasi.
"Kami akan membahas masalah perumahan yang menonjol di kota-kota besar. Kami akan melakukan segala upaya untuk mengatasi kesulitan perumahan yang dihadapi masyarakat terutama penduduk kota baru dan kaum muda," kata Perdana Menteri Li Keqiang kepada Kongres Rakyat Nasional di Beijing pada Jumat (5/3/2021).
Li mengulangi pernyataan Presiden Xi Jinping bahwa rumah adalah "untuk dihuni, bukan untuk spekulasi", menandakan bahwa pembuat kebijakan dapat mempertahankan kendali ketat pada sektor yang rawan gelembung. “Kami akan menjaga harga tanah dan perumahan serta ekspektasi pasar agar tetap stabil,” ujarnya.
Negara itu akan meningkatkan pasokan properti sewa bersubsidi dan "perumahan kepemilikan bersama", yakni rumah yang dimiliki bersama oleh individu dan negara, melalui langkah-langkah termasuk pasokan tanah, jalur kredit dan konstruksi, kata Li. Beban pajak terkait apartemen sewa juga akan diturunkan.
Dalam rencana 5 tahun baru yang mencakup 2021–2025, China mengatakan pemerintah akan terus maju dengan undang-undang pajak properti, kebijakan yang sebelumnya diajukan namun tidak pernah dilaksanakan.
Pajak dipandang oleh beberapa analis sebagai ukuran paling signifikan untuk mendinginkan spekulasi dan paling berisiko, karena berpotensi meningkatkan sentimen pasar yang positif. Li sudah beberapa kali mengatakan bahwa pemerintah akan melaksanakan rencana tersebut.
Baca Juga
Pemulihan ekonomi yang kuat, dikombinasikan dengan lonjakan kredit, telah memicu antusiasme pembeli di kota-kota terbesar di China, meskipun ada pembatasan yang lebih ketat tahun ini.
Guo Shuqing, Ketua China Banking and Insurance Regulatory Commission (CBIRC), sebelumnya mengatakan bahwa dia "sangat khawatir" tentang risiko yang muncul dari gelembung di sektor properti China, memperingatkan bahwa "sangat berbahaya" jika banyak orang membeli rumah untuk tujuan investasi atau spekulatif.