Bisnis.com, JAKARTA — Industri pulp dan kertas dinilai masih sangat prospektif. Hal ini lantaran Indonesia memiliki sumber bahan baku terbesar dan produksinya menempati peringkat 8 dunia untuk industri pulp dan peringkat 6 untuk industri kertas.
Kementerian Perindustrian pun mnecatat rencana investasi baru untuk industri tersebut cukup menjanjikan bagi perekonomian nasional.
Plt Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Kementerian Perindustrian Edy Sutopo mengatakan paling baru, akhir tahun lalu perusahaan kertas terbesar dari China yakni Flying Dragons Paper sedang mencari lokasi di sini.
Rencananya, lanjut Edi mereka akan menginvenstasikan dananya melalui industri pulp dan kertas sebesar US$1 miliar dengan kapasitas produksi 6 juta ton untuk 3 juta produk kemasan dan 3 juta recycle pulp.
"Nantinya hasil produksi 20 persen akan mereka pasarkan di Indonesia dan 80 persen untuk ekspor. Ini akan sangat bagus sekali dampaknya bagi perekonomian kita," katanya dalam diskusi virtual, yang dikutip Jumat (19/2/2021).
Selain Flying Dragons dari China, pemerintah saat ini mencatat enam perusahaan baru yang akan masuk pada industri pulp dan kertas ini.
Baca Juga
Berikut keenam perusahaan tersebut :
- PT Hok Seng Jayaperkasa di Batam dengan kapasitas 108.000 untuk pulp dan nilai investasi Rp2,05 miliar.
- PT Kertas Terpadu Batamindo di Batam dengan kapasitas 100.000 untuk pulp, dan 150.000 untuk kertas. Nilai investasi masih dalam kofirmasi.
- PT Best Eternity Resources Technology di Batam dengan kapasitas 485.000 untuk pulp, dan nilai investasi Rp700 miliar.
- PT Wondertrend Indonesia di Batam dengan kapasitas 120.000 untuk pulp. Nilai investasi Rp250 miliar.
- PT Dehong Paper Industry di Batam dengan kapasitas 108.000 untuk pulp. Nilai investasi masih dalam konfirmasi.
- PT Suparma di Surabaya dengan kapasitas 82.000 untuk kertas.Nilai investasi Rp487 miliar
Meski pandemi Covid-19 telah membuat sebagian besar sektor manufaktur di dalam negeri terseok-seok, industri kertas nasional masih mencetakkan performa seperti kondisi normal.
Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) memproyeksi total volume ekspor kertas sepanjang 2020 akan naik sekitar 24,3 persen secara tahunan menjadi 6,75 juta ton. Sementara itu, volume ekspor pulp diramalkan naik sekitar 19.87 persen menjadi 5,79 juta ton.
"Walaupun terjadi fluktuasi pada neraca perdagangan kerta dan pulp, keduanya masih surplus baik secara volume maupun nilai. Diharapkan tahun depan terjadi peningkatan, paling tidak ekspor pulp dan kertas naik sebesar 5 persen," kata Direktur Eksekutif APKI Liana Bratasida kepada Bisnis, Senin (21/12/2020).