Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia melansir akan terus mengawal proses pembangunan pembangunan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah. Kawasan industri ini akan menjadi basis produksi perusahaan kelas kakap, termasuk di bidang baterai listrik.
Bahlil mengatakan bahwa saat ini ada tiga perusahaan besar yang akan masuk di Grand Batang City yang akan mengisi 170 hektar lahan, LG Energy Solution, KCC Glass, dan Wavin.
Total investasi LG dengan konsorsium BUMN sebesar Rp142 triliun yang bergerak di industri baterai listrik terintegrasi. Dengan smelter nikel berlokasi di Maluku Utara, KIT Batang akan menjadi tempat untuk recycle, cathode, dan precursor. Sebagai basis bagi industri kendaraan listrik, Batang bakal mirip dengan basis produksi Tesla di Jerman bernama Giga Berlin.
LG akan berinvestasi dalam bentuk konsorsium bersama dengan Indonesian Battery Holding yang merupakan gabungan dari Mining Industry Indonesia (MIND ID), PLN, Pertamina, dan Antam.
“Ada juga pabrik kaca otomotif yang nilai investasinya Rp3-4 triliun. Selain itu juga ada dari Amerika, pabrik Alpan Lighting LED, dan Wavin pipa dari Belanda. Ada beberapa lah, saya sampaikan yang pasti-pasti aja dulu,” katanya saat kunjungan ke KIT Batang yang dikutip dari keterangan pers, Rabu (17/2/2021)
Bahlil menjelaskan bahwa pembangunan infrastruktur dasar di KIT Batang diperkirakan selesai sesuai dengan rencana dan dapat diselesaikan pada bulan Mei 2021. Selanjutnya, Grand Batang City akan siap menerima tenant (penyewa) yang akan membangun pabrik di kawasan tersebut.
Baca Juga
Pembangunan KIT Batang seluas 4.300 hektar tersebut akan dibagi menjadi tiga fase dan yang pertama seluas 450 hektar ditargetkan selesai tahun ini.
KIT Batang merupakan lokasi khusus yang disiapkan oleh pemerintah Indonesia untuk para investor, baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Hal ini merupakan langkah strategis yang diambil pemerintah untuk meningkatkan keunggulan kompetitif serta daya saing investasi Indonesia secara global.
Beberapa keuntungan yang bisa didapatkan oleh investor bila berlokasi di KIT Batang, di antaranya biaya sewa lahan yang gratis selama 5 tahun pertama. Tidak hanya biaya lahan, biaya pengurusan izin investasi juga akan lebih murah.
Bahlil menjanjikan pengurusan izin operasional maupun izin terkait usaha lainnya, baik di tingkat pusat dan daerah, akan dibantu oleh BKPM.
“Kami bekerja sama dan menjalin komunikasi yang sangat baik dengan Bupati Batang. Dukungan beliau bukan main besarnya. Kami yakin investor yang ke sini [Batang] akan merasa nyaman dan aman atas investasinya,” jelasnya.