Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 minus 2,07 persen. Hampir seluruh pulau mengalami kontraksi.
Pulau Jawa tahun lalu mengalami kontraksi minus 2,51 persen. Sementara Sumatera minus 1,19 persen, Kalimantan minus 2,27 persen, serta Bali dan Nusa Tenggara minus 5,01 persen. Dari catatan BPS, hanya dua pulau yang tumbuh positif yaitu Sulawesi 0,23 persen serta Maluku dan Papua 1,44 persen.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan bahwa struktur perekonomian Indonesia secara spasial pada tahun 2020 masih didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 58,75 persen.
“Kemudian diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 21,36 persen, Kalimantan 7,94 persen, Sulawesi 6,66 persen, Pulau Bali dan Nusa Tenggara 2,94 persen, serta Pulau Maluku dan Papua sebesar 2,35 persen,” katanya melalui konferensi pers virtual, Jumat (5/2/2021).
Baca Juga
Dia menambahkan nikel berhasil menopang pertumbuhan ekonomi Sulawesi, sementara ekonomi Papua diselamatkan oleh kenaikan dari produksi tembaga.
Lebih lanjut, Suhariyanto menjelaskan bahwa secara nasional dari sisi produksi, kontraksi pertumbuhan terdalam terjadi pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 15,04 persen.
Dari sisi pengeluaran, hampir semua komponen mengalami kontraksi. Komponen ekspor barang dan jasa menjadi kontraksi terdalam sebesar 7,70 persen. Sementara itu, impor barang dan jasa yang merupakan faktor pengurang terkontraksi sebesar 14,71 persen.
“Perekonomian Indonesia 2020 yang diukur berdasarkan PDB atas dasar harga berlaku mencapai Rp15.434,2 triliun dan PDB per kapita mencapai Rp56,9 Juta atau US$3.911,7,” jelasnya.