Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GeNose untuk Penumpang KA Akurat atau Tidak? Ini Penjelasannya

Peneliti dan akademisi memberikan penjelasan soal keakuratan alat deteksi Covid-19 GeNose yang akan diterapkan untuk penumpang moda kereta api.
Penumpang antre untuk memasuki area peron di memasuki Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Jumat (25/12/2020). PT Kereta Api Indonesia telah menjual 428.000 tiket KA untuk periode masa libur Natal dan Tahun Baru 2021 keberangkatan 18 Desember 2020 - 6 Januari 2021. /ANTARA
Penumpang antre untuk memasuki area peron di memasuki Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Jumat (25/12/2020). PT Kereta Api Indonesia telah menjual 428.000 tiket KA untuk periode masa libur Natal dan Tahun Baru 2021 keberangkatan 18 Desember 2020 - 6 Januari 2021. /ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bakal mengimplementasikan alat deteksi Covid-19, GeNose, di moda transportasi kereta api jarak jauh sebagai syarat melakukan perjalanan. Sayangnya, keakuratan alat tersebut masih jadi perdebatan hingga kini.

Peneliti GeNose Dian K. Nurputra mengatakan GeNose sudah melewati beberapa tahapan uji coba yang dilakukan pada pasien rawat inap dan mendapatkan hasil tingkat akurasi 96 persen. Kemudian, uji klinis sampel kedua terhadap sample yang lebih heterogen (orang tanpa gejala) dengan tingkat akurasi 92-96 persen, terakhir di populasi umum (perkantoran) mendapatkan hasil 89 persen.

"Jadi tingkat akurasi itu berbeda tergantung dari populasinya. Nah, kita akan lihat dari hasil post marketing di populasi masyarakat pengguna kereta api," katanya dalam diskusi bersama Kemenhub, Senin (1/2/2021).

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Epidemiolog Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada Riris Andono Ahmad menilai GeNose merupakan alat pendeteksi yang memang dibutuhkan PT Kereta Api Indonesia (Persero) untuk mengamankan koridor perjalanan di tengah pandemi saat ini.

GeNose diklaim memiliki kinerja yang sensitif, bukan spesifik, sehingga akan ada kemungkinan post positif. Dengan kata lain, bila seseorang mendapati hasil GeNose yang positif, harus dilanjutkan dengan pemeriksaan lanjutan seperti PCR untuk memastikan positif atau negatif terinfeksi Covid-19.

"Dalam tanda kutip kita hanya ingin memisahkan orang yang sehat dan terinfeksi agar tidak menularkan, sehingga ada level kesalahan yang bisa maklumi. Artinya setelah dia diuji dengan GeNose dan katakanlah hasilnya positif, ini harus dibuktikan lagi dengan satu alat diagnostik yang lebih bisa memberi bukti bahwa ada virusnya," terang Riris.

Dia menilai GeNose sudah relatif pas digunakan untuk mengamankan koridor-koridor moda perjalanan atau pun perkumpulan-perkumpulan besar yang terjadi sesaat dan butuh assesment yang cepat pula.

"Akan lebih baik memang kalau kemudian spesifitasnya tetap tinggi, tapi saya rasa untuk kepentingan mengamankan koridor perjalanan, [GeNose] dengan kinerja yang ada menurut saya sudah relatif tepat," ungkapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rahmi Yati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper