Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GeNose Tak Dipakai Buat Syarat Transportasi, Tim Peneliti Buka Suara

Tim Peneliti dan Pengembang GeNose C19 buka suara soal alat skrining yang saat ini tidak dipakai lagi untuk syarat perjalanan di sektor transportasi.
Calon penumpang kereta api mengembuskan nafasnya ke dalam kantong untuk dites Covid-19 dengan GeNose C19 di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Kamis (4/2/2021)./Antara-Muhammad Adimaja
Calon penumpang kereta api mengembuskan nafasnya ke dalam kantong untuk dites Covid-19 dengan GeNose C19 di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Kamis (4/2/2021)./Antara-Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA - Alat deteksi Covid-19 berbasis embusan napas, GeNose C19 yang saat ini tidak dipakai lagi untuk syarat perjalanan di sektor transportasi mendapatkan respons dari tim peneliti dan pengembang.

Anggota Tim Peneliti dan Pengembang GeNose C19 dr Dian Kesumapramudya Nurputra mengatakan alat skrining tersebut masih digunakan di sektor kesehatan dan korporasi di Tanah Air selama penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat.

Dia menuturkan tidak digunakannya GeNose C19 pada koridor transportasi bukan berarti GeNose C19 tak lagi menjadi alat skrining Covid-19 alternatif di sektor-sektor lain.

"Yang tidak dipakai sementara itu hanya di transportasi, sementara yang di rumah sakit dan berbagai perusahaan, GeNose C19 masih terus dipakai," ujar Dian, Selasa (13/7/2021).

Saat ini, lanjutnya, tim pengembang masih terus mengevaluasi data hasil tes yang masuk melalui alat, juga kualitas pelayanannya. Proses validasi eksternal oleh Universitas Airlangga dan Universitas Indonesia juga masih berjalan.

GeNose C19 dipasarkan pada Februari 2021 setelah lolos uji konsep dan uji klinis. Uji pasca pemasaran atau uji validasi eksternal sedang dijalani GeNose C19.

Dia mengatakan proses ketiga ujian tersebut sudah dan sedang dijalani sesuai dengan regulasi yang berlaku di Indonesia. Terlebih, mengembangkan dan menerapkan teknologi inovatif seperti GeNose C19 memang penuh dengan tantangan.

Menurutnya, metode "breath analyzer" atau "breathalyzer" di Indonesia untuk pemeriksaan penyakit belum terlalu populer di Indonesia. Saat ini Amerika Serikat, Israel, Singapura, Belanda dan Perancis juga tengah mengembangkan alat yang serupa dengan GeNose C19.

"Tetapi sekali lagi desain keenam negara itu berbeda-beda. Sementara alat serupa di negara lain napas disemburkan langsung ke alat, GeNose C19 tidak. Metode semburan langsung itu memiliki kekurangan dan kelebihan dari sisi medis. Itulah kenapa GeNose tidak menyembur ke mesin, melainkan melalui kantong," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper