Bisnis.com, JAKARTA — PT Hutama Karya (Persero) akan menggunakan skema pendanaan kreatif untuk mencapai target pendanaan konstruksi jalan tol Trans-Sumatra (JTTS) pada 2023. Adapun, total defisit pendanaan proyek tersebut mencapai Rp60 triliun.
SEVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Muhammad Fauzan mengatakan bahwa salah satu skema yang dipakai adalah penerbitan global medium term notes (GMTN). BUMN itu sejauh ini optimistis dapat mencapai target pendanaan hingga 2023.
"[Salah satu pendanaan kreatif yang dimaksud] yakni program GMTN senilai US$900 juta serta penjajakan potensi kerja sama lainnya dengan nilai yang masih bergerak," katanya kepada Bisnis, Senin (1/2/2021).
Dengan kata lain, Hutama Karya mendapatkan pendanaan senilai Rp12,63 triliun (kurs Rp14.000) dari surat utang global.
Selain itu, Hutama Karya juga akan mendapatkan pendanaan berupa penanaman modal negara (PMN) sekitar Rp6,3 triliun pada tahun ini sehingga defisit pendanaan konstruksi JTTS akan berkurang setidaknya 31,55 persen pada tahun ini menjadi sekitar Rp41,07 triliun.
Fauzan menjelaskan bahwa perseroan masih berharap agar pemerintah dapat mendukung pendanaan konstruksi JTTS sehingga proyek tersebut dapat rampung sesuai dengan target.
Baca Juga
Sebelumnya, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hendy Rahadian mengatakan bahwa kekurangan dana untuk konstruksi JTTS tersebut merupakan salah satu tantangan konstruksi jalan tol pada tahun ini. Pasalnya, penugasan konstruksi jalan tol tersebut dilimpahkan pada Hutama Karya.
Alhasil, Hutama Karya saat ini harus mendapat suntikan dana pemerintah berupa PMN.