Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Risiko Utang dan Kontraksi Ekonomi Terkendali, Kemenkeu: Ini Modal Baik di 2021

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan bahwa capaian ini menjadi bekal yang cukup baik pada tahun 2021.
Layar menampilkan Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (baris atas kanan), Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso (baris atas kedua kiri), Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu (baris tengah kanan), Ketua Umum Apindo Hariyadi B. Sukamdani (baris tengah kedua kiri), Komisaris PT Jurnalindo Aksara Grafika (JAG) Budiarsa (baris atas kedua kanan)saat mengikuti Bisnis Indonesia Business Challenges 2021 di Jakarta, Selasa (26/1/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Layar menampilkan Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (baris atas kanan), Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso (baris atas kedua kiri), Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu (baris tengah kanan), Ketua Umum Apindo Hariyadi B. Sukamdani (baris tengah kedua kiri), Komisaris PT Jurnalindo Aksara Grafika (JAG) Budiarsa (baris atas kedua kanan)saat mengikuti Bisnis Indonesia Business Challenges 2021 di Jakarta, Selasa (26/1/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Keuangan mengklaim rasio realisasi sementara utang Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) dapat dikendalikan. Begitu pula dengan kontraksi ekonomi dibandingkan dengan anggota G20 dan Asean.
 
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan bahwa capaian ini menjadi bekal yang cukup baik pada tahun 2021.
 
“Harapannya pemulihan pada tiga kuartal terakhir, tentunya yang paling dalam pada kuartal II, kuartal III baik dan harapannya kuartal IV lebih baik lagi, sehingga ini jadi modal baik untuk masuk 2021 punya optimisme yang cukup kuat dalam kelola ekonomi kita,” katanya pada acara Bisnis Indonesia Business Challenges 2021, Selasa (26/1/2021).
 
Kementerian Keuangan mencatat realisasi utang publik Indonesia sementara terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2020 di angka 38,5 persen. Filipina berdasarkan proyeksi IMF sebesar 48,9 persen. Sedangkan Vietnam 46,6 persen, Thailand 50,4 persen, dan Malaysia mencapai 67,6 persen.
 
“Jadi kita cukup resilience [mengembirakan] dengan negara lain. Risiko yang terjadi cukup manageable [dapat dikendalikan,” jelas Febrio
 
Febrio menuturkan bahwa hampir seluruh dunia menghadapi tantangan sama besarnya pada 2020 akibat pandemi Covid-19.
 
Meski begitu, kondisi perekonomian Indonesia cukup moderat, apalagi disandingkan dengan anggota G20 dan Asean. Berdasarkan proyeksi berbagai lembaga internasional, kontraksi Indonesia cukup mengembirakan.
 
“Perekonomian estiasi kita terakhir berada di angka minus 2,2 persen sampai minus 1,7 persen. Kita bandingkan dengan G20 dan Asean, kita relatif cukup baik. Cuma Tiongkok dan Vietnam yang positif. Kontraksi kita cukup moderat,” ucapnya.
 
Febrio mengatakan bahwa begitu pula dengan kondisi defisit fiskal pada 2020. Berdasarkan realisasi sementara, Indonesia minus 6,1 persen. Jika dibandingkan dengan anggota Asean, kontraksinya lebih dalam bahkan mencapai double digit.
 
Berdasarkan proyeksinya, Malaysia di angka minus 6,5 persen, Filipina minus 8,1 persen, dan Singapura minus 10,8 persen, sedangkan Amerika Serikat minus 14,9 persen, Francis minus 10,8 persen, dan Jerman minus 8,2 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper