Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan bahwa hampir seluruh dunia menghadapi tantangan sama besarnya pada 2020 akibat pandemi Covid-19.
Meski begitu, kondisi perekonomian Indonesia cukup moderat, apalagi disandingkan dengan anggota G20 dan Asean. Berdasarkan proyeksi berbagai lembaga internasional, kontraksi Indonesia cukup mengembirakan (resilience).
“Perekonomian estiasi kita terakhir berada di angka minus 2,2 persen sampai minus 1,7 persen. Kita bandingkan dengan G20 dan Asean, kita relatif cukup baik. Cuma Tiongkok dan Vietnam yang positif. Kontraksi kita cukup moderat,” katanya pada acara Bisnis Indonesia Business Challenges 2021, Selasa (26/1/2021).
Febrio menjelaskan bahwa begitu pula dengan kondisi defisit fiskal pada 2020. Berdasarkan realisasi sementara, Indonesia minus 6,1 persen. Jika dibandingkan dengan anggota Asean, kontrkasinya lebih dalam bahkan mencapai dobel digit.
Sementara itu, risiko ekonomi akibat dari intervensi pemerintah untuk menjaga ekonomi, dilihat dari indikator utang publik terhadap produk domestik bruto (PDB), Tanah Air cukup resilience.
“Kalau kita lihat dengan G20 dan Asean, rasio utang publik Indonesia termasuk paling rendah dan kenaikannya sangat manageable,” jelasnya.
Baca Juga
Realisasi utang publik Indonesia sementara di angka 38,5 persen. Sementara negara Asean seperti Filipina 48,9 persen, Vietnam 46,6 persen, Thailand 50,4 persen, dan Malaysia mencapai 67,6 persen.