Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengemukakan perdagangan menjadi salah satu sektor yang paling terimbas pada 2021 seiring dengan diberlakukannya pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar.
Dalam webinar Bisnis Indonesia Business Challenges 2021 bertajuk Akselerasi Pemulihan Ekonomi, Lutfi mengatakan perdagangan mengalami kontraksi pada kuartal III sebesar 5,03 persen secara tahunan (yoy). Hal ini diikuti oleh penurunan pada lapangan usaha bidang transportasi dan pergudangan yang turun 16,70 persen secara yoy.
“PSBB sukses tetapi perdagangan turun, artinya perdagangan dan stocking terganggu, untuk sektor akomodasi dan makanan minuman juga turun dan ini menunjukkan masyarakat tidak ke mana-mana,” kata Lutfi, Selasa (26/1/2021).
Kinerja perdagangan luar negeri Indonesia sepanjang 2020 pun disebut Lutfi menghadapi tantangan berat meski mencetak surplus US$21,74 miliar, tertinggi sejak 2011.
Dia menyebutkan kinerja kali ini cenderung memprihatikan karena terjadi akibat koreksi dalam pada kinerja impor yang didominasi oleh kelompok bahan baku dan penolong.
“Kalau melihat lebih dalam lagi, terjadi pelemahan karena impor 70,2 persen adalah bahan baku penolong. Artinya kalau impor turun 17,34 persen saya takut ada pelemahan sektor produksi untuk konsumsi di Tanah Air,” kata dia.
Baca Juga
Karena itu, dia berkomitmen untuk menjamin arus barang pada 2021 agar aktivitas produksi dan konsumsi bisa kembali menggeliat.
Dalam hal ini, Lutfi akan memastikan 70,2 persen importasi dapat masuk dengan lancar. Di sisi lain, dia mengharapkan ada insentif yang mendorong daya beli masyarakat.
Acara webinar Bisnis Indonesia Business Challenges 2021 didukung oleh Otoritas Jasa Keuangan, BNI, Bank BTN, Toyota Indonesia, Telkom, Bank Mandiri, Bank Mayapada, Summarecon, dan Bukaka.