Bisnis.com, JAKARTA - Pakar penerbangan menilai faktor harga tiket menjadi salah satu jaminan keselamatan yang akan didapatkan penumpang terkait dengan perawatan (maintenance) pesawat dalam biaya operasional maskapai.
Dekan & Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Tarumanegara yang juga pakar penerbangan Ahmad Sudiro mengatakan seluruh biaya operasional yang ada pada maskapai itu pada akhirnya dibebankan pada konsumen. Saat ini, harga tiket yang ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub), ada perhitungan biaya per kilometernya dan termasuk ada biaya maintenance untuk pesawat yang digunakan.
"Dengan perhitungan itu dapat dikatakan bahwa dalam harga tiket tersebut maka penumpang juga membeli rasa aman dan nyaman selama penerbangan. Safety itu memerlukan biaya yang tidak murah, terlebih lagi dengan tarif full service [layanan penuh] selain dengan memberikan pelayanan yang terbaik maka faktor keselamatan akan lebih utamakan," kata Ahmad dalam siaran pers, Senin (25/1/2021).
Dia menuturkan pihak maskapai yang mengenakan harga layanan penuh kepada calon penumpangnya akan sungguh-sungguh memberikan rasa aman. Hal itu dilakukan dengan perawatan aramda yang optimal, pengecekan secara berkala dan juga mempercayakan pengoperasian pesawat kepada pilot-pilot yang handal.
Ahmad berpendapat maskapai di Tanah Air yang memiliki performa maintenance terbaik adalah Garuda Indonesia. Harga yang sedikit lebih mahal membuat maskapai pelat merah tersebut memiliki perawatan yang lebih baik untuk operasional pesawatnya.
"Terlebih lagi Garuda Indonesia Group memiliki anak usaha yang fokus pada perawatan pesawat yaitu Garuda Maintenance Facility AeroAsia. Kita harapkan Garuda terus memperhatian pelayanannya sehingga bisa memberikan rasa aman dan nyaman kepada para penggunanya dan tentunya tetap menerapkan zero tolerance untuk masalah perawatan armadanya," ujarnya.
Baca Juga
Sementara itu, Direktur Utama PT Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia, I Wayan Susena tetap memperhatikan jadwal pemiliharaan armada Garuda Indonesia Group dan juga beberapa maskapai yang bekerja sama dengan GMF untuk perawatan pesawat selama masa pandemi Covid-19.
"Kami tetap menjalani prolong inspection yang ditetapkan oleh produsen manufaktur selama pandemi Covid-19 dan tetap dilakukan kendati pesawat dalam keadaan tidak terbang," katanya.
Wayan menjelaskan bahwa prolong inspection dilakukan pada beberapa aspek, seperti mesin, kabin hingga sistem pesawat. Hal tersebut bertujuan menjaga pesawat tetap layak terbang, sesuai dengan aircraft manual masing-masing pesawat.
Pada kesempatan terpisah, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra memastikan tetap konsisten dalam melakukan perawatan pesawat. Hal tersebut tetap dilakukan meski pada masa pandemi Covid-19 membuat banyak pesawat tidak dioperasikan karena menurunnya penumpang.