Bisnis.com, JAKARTA – Lelang wilayah kerja minyak dan gas bumi akan dilanjutkan pada tahun ini setelah pada tahun lalu pelaksanaannya ditunda oleh pemerintah.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengatakan ada tahun ini pihaknya bakal mempersiapkan lelang 10 wilayah kerja (WK) migas yang tertunda pada tahun lalu.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, 10 WK konvensional yang bakal ditawarkan terbagi dalam dua skema yakni penawaran langsung dan lelang reguler.
Untuk wilayah lelang reguler adalah Merangin III (onshore), Sekayu (onshore), North Kangean (offshore), Cendrawasih VIII (offshore), Mamberamo (offshore & onshore), sedangkan untuk penawaran langsung yakni West Palmerah (onshore), Rangkas (onshore), Liman (onshore), Bose (onshore & offshore), dan Marataua II (onshore & offshore).
"Kita siapkan lelang WK migas, ada 10 yang tertunda di 2020 dan akan dilaksanakan di awal 2021," katanya.
Sebelumnya, pemerintah memutuskan untuk menunda pelaksanaan lelang wilayah kerja minyak dan gas bumi pada 2020 menjadi 2021. Arifin mengatakan pandemi Covid-19 yang berdampak pada sektor migas dinilai akan memengaruhi minat kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) untuk mengikuti lelang wk migas pada tahun lalu.
Baca Juga
"Kita lakukan dialog dengan KKKS mereka sarankan ini di-reschedule kuartal I tahun depan [2021]," jelasnya.
Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Aspermigas) Moshe Rizal berpendapat pemerintah sebaiknya memperhatikan secara matang sebelum menawarkan WK tersebut. Data-data WK yang akan dilelang menjadi salah satu faktor penentu penarik minat investor.
Pasalnya, WK migas baru memiliki tingkat risiko yang tinggi, fase eksplorasi juga akan membutuhkan biaya yang tinggi. Menurutnya, pada tahun ini para investor masih akan menahan minatnya berinvestasi.
"Yang jelas tahun ini lebih sulit mencari investor, yang bisa dilakukan pemerintah untuk menurunkan resiko eksplorasi adalah memperkaya data WK yang ditawarkan. Insentif dan skema bagi hasil yang menarik juga pastinya membantu," katanya kepada Bisnis, Minggu (17/1/2021).
Sementara itu, Staf Pengajar Universitas Trisakti Pri Agung Rakhmanto menuturkan apabila dalam proses penundaan proses lelang WK pada tahun lalu pemerintah memperbaiki data-data seperti kualitas data, ketentuan signature bonus, dan kriteria penilaian-penilaian dalam lelang, maka hal itu bisa menjadi faktor penentu minat investor.
Menurut dia, faktor penentu utamanya adalah tentang kualitas atau prospek dari WK yang ditawarkan kepada investor nantinya yang disajikan melalui data yang lengkap.
"Kalau potensi dari blok tersebut kecil-kecil, maka kemungkinan peminatnya juga adalah pemain kecil-kecil, bukan para IOC," katanya kepada Bisnis, Minggu (17/1/2021).