Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bio Farma Sebut Kapasitas Ruang Pendingin Vaksin Memadai

Bio Farma kini memiliki total 10 ruang pendingin di mana 4 di antaranya akan dipakai untuk penyimpanan vaksin.
Vaksin kemudian akan dilakukan pengambilan sampel untuk pengujian mutu oleh tim dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Bio Farma. /presidenri.go.id
Vaksin kemudian akan dilakukan pengambilan sampel untuk pengujian mutu oleh tim dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Bio Farma. /presidenri.go.id

Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengatakan ruang pendingin (cold room) yang dimiliki perseroan untuk menyimpan vaksin Covid-19 dalam kondisi memadai.

Dia menjelaskan ruangan pendingin khusus tersebut memiliki suhu sesuai standar penyimpanan vaksin, yakni di angka 2-8 derajat Celcius.

“Dari perkiraan rencana vaksinasi dan kebutuhan dosis, cold room kita masih memiliki kapasitas yang lebih untuk bisa memastikan semua vaksin tersimpan di sistem yang terstandardisasi,” kata Honesti dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI, Selasa (12/1/2021).

Dia menjelaskan Bio Farma kini memiliki total 10 ruang pendingin di mana 4 di antaranya akan dipakai untuk penyimpanan vaksin. Setiap cold room memiliki kapasitas penyimpanan sekitar 8 juta vial, setiap vial terdiri atas 10 dosis sehingga satu ruangan bisa diisi untuk menyimpan 80 juta dosis vaksin.

“Kami menggunakan teknologi untuk mengawasi selama penyimpanan semua vaksin sesuai standarnya. Kami bisa pantau kapanpun dan dimanapun tidak terjadi kejadian luar biasa yang memengaruhi standar vaksin,” kata dia.

Sejauh ini, perusahaan telah mengamankan pasokan 140 juta dosis vaksin dalam bentuk bulk yang siap diproduksi di dalam negeri dengan opsi tambahan sebanyak 120 juta dosis.

Honesti menjelaskan jumlah total bulk yang akan tiba sampai Juni 2021 diperkirakan mencapai 144,7 juta dosis. Dari pasokan bahan baku ini, total pasokan vaksin yang bisa disalurkan sampai September 2021 diperkirakan mencapai 122,5 juta dosis.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito mengemukakan khasiat vaksin dalam penanganan Covid-19 tidak hanya ditentukan oleh efikasi yang terlihat dari uji klinis, tetapi juga bertumpu pada proses distribusi yang menjamin aspek mutu dan keamanannya.

“Dalam hal ini, mengingat Indonesia adalah negara kepulauan, perlu upaya yang cukup lengkap untuk distribusi yang baik. BPOM ikut mengawal dan mengawasi dalam jalur distribusi,” kata Penny.

Dia mengatakan izin distribusi telah diberikan sebelum izin penggunaan darurat (EUA) diterbitkan karena proses yang melibatkan banyak pihak sampai diterima di fasilitas kesehatan. Saat vaksin tiba di daerah, BPOM memeriksa kembali kesiapan instalasi penerima.

“Kami juga melakukan pendampingan untuk mengakomodasi potensi kendala dalam pengiriman maupun penyimpanan. Kami juga akan mengawasi dan menginvestigasi akan potensi terjadinya kejadian ikutan usai vaksinasi dilakukan, ” kata Penny.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper