Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meyakini pasar keuangan terus mengalami kestabilan sehingga membantu pemulihan ekonomi tahun ini.
Dia mengakui sektor keuangan mengalami volatilitas yang cukup tinggi ketika merespons pengumuman pandemi pada kuartal pertama dan kedua tahun 2020. Hal ini pun membuat capital outflow dari banyak negara berkembang, termasuk Indonesia yang jumlahnya mencapai US$10 miliar.
"Ini bahkan berimbas pada kenaikan harga dolar, tetapi sudah mulai berbalik sejak Agustus dan akan terus bertahan dan membantu pemulihan ekonomi," sebutnya dalam konferensi pers Kemenkeu, Rabu (5/1/2020).
Dia menyebutkan situasi politik di luar negeri seperti terpilihnya Joe Biden sebagai presiden Amerika Serikat cukup membantu tren penurunan volatilitas tersebut. Di luar itu, distribusi vaksin yang mulai marak sejak ahir tahun 2020 juga ikut meningkatkan optimisme banyak pelaku pasar keuangan.
Lebih lanjut, Sri Mulyani menyampaikan surat utang negara mengalami perbaikan yield. Setelah mengalami guncangan pada awal kuartal kedua 2020, sinyal poositif global pun memberi apresiasi yang sangat baik pada surat berharga negara (SBN).
SUN seri benchmark 10 tahun dalam denominasi dolar AS bahkan telah turun 30% dari titik tertingginya pada 24 maret. "Kepemilikan asing bahkan masih rendah dengan kisaran 24%," sebutnya.