Bisnis.com, JAKARTA - Para miliarder selalu memiliki orbit yang berbeda dibandingkan orang kebanyakan. Masa pandemi virus corona yang dimulai tahun lalu pun membuat jurang kesenjangan semakin lebar.
Ketika mayoritas penduduk dunia mengalami penurunan pendapatan dan bahkan menjadi pengangguran, sebanyak 0,001 persen penduduk justru mengalami lonjakan kekayaan.
Data dari Bloomberg Billionaires Index menunjukkan 500 orang terkaya di dunia mengalami pertumbuhan kekayaan kumulatif sebesar US$1,8 triliun pada 2020 sehingga kini total net worth menjadi US$7,6 triliun.
Kalau dikonversi ke rupiah, angkanya bikin melongo karena ada 17 digit bos! Mengacu pada kurs Jisdor per 30 Desember 2020 sebesar Rp14.105 per dolar AS, kenaikan kekayaan para taipan US$1,8 triliun itu setara Rp25.389 triliun.
Angka itu setara dengan hampir 1 kali belanja negara dalam APBN 2021 sebesar Rp2.750 triliun. Kenaikan kekayaan itu juga setara dengan produk domestik bruto Brazil, ekonomi dengan PDB terbesar ke-9 di dunia.
Secara persentase, total net worth 500 orang terkaya dunia melonjak 31 persen atau kenaikan tertinggi secara tahunan dalam 8 tahun terakhir diluncurkannya Bloomberg Billionaires Index. Sedangkan dari titik terendah pada Maret 2020, total net worth itu melesat sebesar US$3 triliun hingga akhir 2020.
Baca Juga
Adapun, pertumbuhan kekayaan miliarder itu tidak terjadi secara proporsional. Kekayaan dari 5 individu melebihi US$100 miliar sementara 20 individu lainnya hanya memiliki kekayaan hingga US$50 miliar.
Pendiri Amazon.com Inc. Jeff Bezos tetap menjadi orang terkaya di dunia seiring dengan kenaikan pamor penjualan daring selama pandemi. CEO Tesla Elon Musk menempati posisi kedua namun kekayaannya naik dalam laju tercepat dalam daftar.
Tambahan kekayaan Bezos dan Tesla yang sekitar US$217 miliar pada 2020 itu pun cukup untuk memberikan US$2000 kepada lebih dari 100 juta warga Amerika Serikat.
Selanjutnya, imigran asal China Eric Yuan juga masih dalam jejeran orang paling kaya di dunia setelah layanan Zoom Video Communications Inc. banjir peminat pada masa pandemi. Begitu pula CEO Peloton Interactive Inc. John Foley yang menawarkan produk kebugaran dari rumah.
Kendati demikian, tidak semua orang kaya dunia itu semakin kaya. Pendiri Alibaba Jack Ma mengawali tahun 2020 sebagai orang terkaya di China namun kini jumlahnya kian berkurang.
Adapun, penurunan kekayaan Jack Ma ditengarai oleh kegagalan Ant Group melakukan pencatatan saham (IPO) setelah Ma mengkritik pemerintah China.
“Lonjakan kekayaan miliarder memukul keras jutaan orang yang kehilangan orang terkasih dan mengalami gangguan kesehatan, pendapatan, dan kehidupan [pada 2020],” kaa Director of the Program on Inequality and the Common Good at the Institute for Policy Studies Chuck Collins, seperti dikutip Bloomberg, Jumat (1/1/2021).
Kendati demikian, kenaikan kekayaan para miliarder pada masa krisis kesehatan ini juga menjadi jalan keluar ketika dana pemerintah tak cukup untuk merespons dampak pandemi.
Hal itu terlihat dari jumlah donasi yang diberikan oleh para miliarder seperti alat-alat kesehatan, dana riset, dan pengembangan vaksin.