Bisnis.com, JAKARTA - Lebih dari 5 tahun beroperasinya tol laut, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) baru berhasil melakukan pengiriman logistik kebutuhan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 (Nataru) khususnya di pegunungan Papua melalui konektivitas multimoda transportasi tol laut yang dilanjutkan via darat dan udara.
Staf Ahli Menteri Perhubungan Bidang Keamanan dan Kemaritiman Buyung Lalana mengatakan penyelenggaraan angkutan ini merupakan konektivitas multimoda transportasi laut, darat dan udara perdana di Indonesia dalam satu trip perjalanan dengan menggunakan kapal, trailer/truk peti kemas dan pesawat.
Kabupaten Mimika menjadi pilot project mengingat kebutuhan masyarakat sangat tinggi pada Nataru dan disparitas harga masyarakat di beberapa pedalaman Papua khususnya di daerah pegunungan masih terjadi.
“Konektivitas multimoda ini merupakan bukti memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah pegunungan di daerah 3TP dan program strategis nasional Presiden Joko Widodo terlayani sampai ke wilayah pegunungan dan distrik-distrik di wilayah Papua,” katanya, Kamis (24/12/2020)
Pengiriman barang kebutuhan guna menyambut Natal 2020 dan Tahun Baru 2020 dilakukan dengan memanfaatkan kapal tol laut KM. Maura Mas yang dioperatori oleh PT. Temas Line.
Kapal tersebut diberangkatkan dari Pelabuhan Tanjung Emas Surabaya pada Rabu, 16 Desember 2020 telah tiba di Pelabuhan Pomako, Mimika, Papua pada Rabu malam 23 Desember 2020 pukul 01.50 WIT dan membongkar 1 unit kontainer ukuran 20 feet barang tol laut.
Baca Juga
Selanjutnya, barang tersebut dikirim langsung ke wilayah pegunungan di wilayah terpencil, terdepan, terluar dan pedalaman (3TP) yaitu ke Wamena dan beberapa kabupaten di pegunungan Papua seperti Kabupaten Nduga, Kabupaten Puncak Jayawijaya, Kabupaten Mappi, dan Kabupaten Tolikara melalui jalan darat dan jembatan udara atau pesawat.
Menurutnya, terselenggaranya angkutan konektivitas multimoda perdana di Indonesia ini berawal dari permintaan pelayanan pengiriman barang oleh pelaku/pengguna jasa sebagai consignee di Mimika dan Jayawijaya dengan menggunakan kontainer dan dikirim langsung ke wilayah pegunungan di wilayah 3TP dalam rangka memenuhi kebutuhan distribusi logistik dengan menggunakan kewajiban pelayanan publik multimoda transportasi.
Selanjutnya, alur angkutan multimoda tersebut melalui kapal tol laut KM. Muara Mas dengan Operator PT Temas Line dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya ke Pelabuhan Pomako, dilanjutkan dengan perjalanan darat melalui Perum Damri Cabang Mimika dengan proses haulage trucking, stripping dan bongkar muat dari Pelabuhan Pomako ke Gudang Kargo Bandara Moses Kilangin.
“Proses tersebut dilanjutkan dengan jembatan udara yaitu melalui angkutan perintis dan kargo dengan menggunakan pesawat dari Trigana Air untuk jenis tipe Boeing 737 - 300 kapasitas 14 ton ke Wamena dan angkutan perintis dengan pesawat jenis tipe caravan untuk ke beberapa distrik di wilayah pegunungan Kabupaten Mimika yaitu Arwanop, Alama dan Zila,” jelas Buyung.
Pilot project ini diharapkan menjadi contoh implementasi tol laut di wilayah lain seperti Jayapura, Merauke dan Tarakan dengan harapan terjadi efektifitas dan efisiensi pembiayaan uang tambang dan bongkar muat; efisiensi waktu pengiriman karena sinergitas antar moda; dan mendorong pengurangan disparitas harga di wilayah pegunungan Papua.
