Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Cakupan Kecil, Indonesia-Mozambik PTA Tetap Strategis

Kehadiran perjanjian dagang ini diyakini bakal membuat ekspor Indonesia lebih efisien dan memiliki kepastian meski produk yang masuk komitmen tidak terlalu banyak.
Iim Fathimah Timorria
Iim Fathimah Timorria - Bisnis.com 11 Desember 2020  |  20:01 WIB
Cakupan Kecil, Indonesia-Mozambik PTA Tetap Strategis
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional Shinta W. Kamdani, memberikan paparan pada Indonesia-Korea Business Dialogue di Tangerang, Senin (6/8/2018). - JIBI/Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku usaha menilai Kesepakatan Tarif Preferensial antara Indonesia dan Mozambik (Indonesia-Mozambik PTA) tetap memiliki posisi strategis, meski cakupan perjanjiannya cenderung terbatas. 

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Hubungan Internasional Shinta W. Kamdani berpandangan kesepakatan dagang dengan Mozambik cenderung menguntungkan karena perdagangan Indonesia dan negara-negara Afrika bersifat komplementer.

Dalam hal ini, Indonesia lebih diuntungkan karena menikmati surplus neraca dagang. 

“Sebagai contoh kita mengimpor bahan baku industri khususnya produk agrikultur dan mengekspor berbagai produk manufaktur bernilai tambah dan Indonesia cenderung surplus. Ini positif untuk keseimbangan neraca pembayaran nasional,” kata Shinta, Jumat (11/12/2020).

Dia menjelaskan selama ini kendala terbesar dalam perdagangan ke Afrika adalah tingginya tarif yang dipatok negara-negara di kawasan tersebut dan ketidakpastian regulasi. Kehadiran PTA disebutnya bakal membuat ekspor Indonesia lebih efisien dan memiliki kepastian meski produk yang masuk komitmen tidak terlalu banyak.

Faktor terpenting yang menjadikan PTA dengan Mozambik strategis, lanjut Shinta, adalah posisi negara tersebut sebagai hub penting bagi negara-negara Afrika Selatan. Mozambik juga menjadi jembatan akses ke negara-negara landlocked yang memiliki ketergantungan pada pelabuhan di negara pesisir.

“Selain itu, Mozambik juga memiliki konektivitas perdagangan yang baik dengan Afrika Selatan yang merupakan negara ekspor tujuan terbesar kedua Indonesia di Afrika, sehingga terdapat potensi untuk meningkatkan perdagangan ke sana,” lanjutnya.

Meski kawasan Afrika didominasi negara-negara dengan status least developed countries dan developing countries, Shinta mengatakan kawasan ini tetap strategis bagi ekspor Indonesia.

Dia menyebutkan negara-negara ini cenderung memiliki standar produk yang mudah dijangkau sehingga pelaku usaha nasional tidak perlu bersusah payah menyesuaikan proses bisnis maupun standar.

“Secara tidak langsung kita mendorong UMKM dan pelaku usaha nasional yang jago kandang untuk ekspansi ke negara lain melalui PTA ini. Dari sisi perdagangan juga lebih mudah karena hanya segelintir negara Afrika yang memiliki basis manufaktur sehingga produk ekspor nasional cenderung minim resistensi,” katanya.

DPR RI sebelumnya sepakat untuk mengesahkan Indonesia-Mozambik PTA melalui mekanisme peraturan presiden. Dengan demikian, kesepakatan ini akan dikembalikan ke pemerintah untuk proses ratifikasi.

Indonesia-Mozambik PTA menjadi perjanjian dagang perdana yang dijalin Indonesia dengan negara Afrika dan diharapkan dapat membuka akses yang lebih besar ke negara-negara di benua tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

ekspor afrika Perjanjian Dagang
Editor : Amanda Kusumawardhani

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top