Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pabrikan Kimia Akui Permintaan Industri Hilir Meningkat Meski Sedikit

Pelaku industri kimia menilai perolehan PMI November di level ekspansi 50,5 merupakan hal yang menarik mengingat kenaikan permintaan industri hilir saat ini tidak signifikan.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang memastikan langsung proyek revamping di PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban, Jawa Timur, 8 Oktober 2020. Pembangunan proyek ini perlu diakselerasi karena akan mendukung program substitusi impor dan penguatan struktur di sektor industri petrokimia. /Kemenperin
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang memastikan langsung proyek revamping di PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban, Jawa Timur, 8 Oktober 2020. Pembangunan proyek ini perlu diakselerasi karena akan mendukung program substitusi impor dan penguatan struktur di sektor industri petrokimia. /Kemenperin

Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku industri kimia menilai perolehan PMI November di level ekspansi 50,5 merupakan hal yang menarik mengingat kenaikan permintaan industri hilir saat ini tidak signifikan.

Ketua Umum Asosiasi Kimia Dasar Anorganik (Akida) Michael Susanto Pardi mengatakan saat ini permintaan yang stabil datang dari industri hilir terkait dengan personal care, kemasan untuk makanan, water treatment, minyak goreng, MSG atau bumbu perasa, dan sabun.

"PMI November luar biasa memang ada sedikit tanda kenaikan industri, kami juga merasakan ada sedikit kenaikan produksi untuk memenuhi permintaan customers," katanya kepada Bisnis, Selasa (1/12/2020).

Michael pun meramalkan periode Desember masih akan cukup menantang karena kondisi yang belum normal dan umumnya kegiatan bisnis juga melambat dari periode bulan sebelumnya. Belum lagi industri hilir juga biasanya menurunkan inventory agar di laporan buku tahunan jadi lebih bagus.

Namun, peluang kenaikan ekspansi periode Desember tetap ada dibandingkan dengan November karena ada pergerakan pemulihan ekonomi dari yang sangat bottom kini merangkak mulai pada arah pemulihan.

"Meski kemungkinan naiknya sangat kecil karena industri sedikit menaikan inventory Desember ini untuk mencoba mengambil momentum short term dari banyaknya kenaikan harga dari bahan baku di November ini dan diperkirakan akan terus naik sampe Maret-April tahun depan," ujarnya.

Michael menilai hal itu juga kemungkinan besar dari efek shortage containers di dunia, terutama dari China. Alhasil, sehingga ongkos angkutan naik sangat tinggi nantinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper