Bisnis.com, JAKARTA – Pasar perumahan Hong Kong, secara total di pasar primer dan sekunder, menunjukkan tanda-tanda perbaikan, setelah pukulan hebat dari langkah-langkah pendinginan pasar, dampak dari protes kekerasan, perang perdagangan AS-China, dan wabah Covid-19.
Harga properti residensial Hong Kong naik 2,63 persen sepanjang tahun hingga kuartal III/2020, mengikuti penurunan y-o-y 2,49 persen pada kuartal II dan 2,32 persen pada kuartal I/2020.
Secara kuartalan, harga rumah naik 1,31 persen pada kuartal III dibandingkan dengan kuartal II/2020, menurut Global Property Guide.
Selama dekade terakhir, harga properti residensial Hong Kong meroket 153 persen setelah disesuaikan dengan inflasi. Sebaliknya, pendapatan riil hampir mandek di Hong Kong selama bertahun-tahun.
Pemerintah Hong Kong bersandar pada kenaikan harga properti. Pemerintah menaikkan bea materai untuk semua pembeli rumah kedua dan seterusnya mulai November 2016 dan memotong pinjaman yang diizinkan untuk properti hunian dan komersial pada Mei 2017.
Pada Juni 2018, Kepala Eksekutif Carrie Lam mengungkapkan serangkaian tindakan pendinginan lainnya, termasuk pajak terhadap rumah susun yang tidak ditempati.
Baca Juga
Sepanjang 9 bulan pertama 2020, jumlah penjualan primer unit residensial di Hong Kong turun 41,2 persen yoy menjadi 9.959 unit dan nilai penjualan turun 37 persen yoy menjadi HK$113,27 miliar, menurut Departemen Peringkat dan Penilaian.
Di sisi lain, di pasar sekunder, jumlah penjualan naik 9,7 persen menjadi 32.833 unit dalam 9 bulan pertama 2020 dari tahun sebelumnya, dan nilai penjualan meningkat 7,5 persen menjadi HK$268,06 miliar selama periode yang sama.
Konstruksi perumahan sedang menurun. Pada 2019, penyelesaian turun sebesar 35% dari tahun sebelumnya, setelah y-o-y naik 18% pada 2018, 22% pada 2017 dan 29% pada 2016.