Bisnis.com, JAKARTA - Batu bara Australia senilai lebih dari US$500 juta yang diangkut 50 kapal terdampar di pelabuhan China karena perselisihan diplomatik antara kedua negara.
Puluhan kapal yang terdampar itu telah menunggu lebih dari satu bulan di pelabuhan China. Kapal-kapal yang membawa batu bara dari semua eksportir umumnya menunggu tiga hingga lima hari untuk berlabuh sebelum China membatasi pengiriman Australia.
Menurut analisis terpisah dari data pengiriman yang dilakukan oleh Bloomberg dan perusahaan intelijen data Kpler, ada sekitar 5,7 juta ton batu bara dan sekitar 1.000 pelaut di kapal yang sebagian besar adalah kapal berukuran Capesize dan Panamax.
Kargo dan kru menjadi korban dari langkah China memasukkan sejumlah besar komoditas dan bahan makanan Australia ke dalam daftar hitam, meningkatkan ketegangan antara dua mitra dagang yang telah memburuk sejak Huawei Technologies Co. dilarang membangun jaringan 5G pada 2018.
Pembangkit listrik China dan pabrik baja diperintahkan untuk berhenti menggunakan batu bara Australia. Pelabuhan juga diinstruksikan untuk tidak menurunkan bahan bakar.
Dilansir Bloomberg, Rabu (25/11/2020), Wang Xiaolong, Direktur Jenderal Departemen Urusan Ekonomi Internasional Kementerian Luar Negeri berdalih, tindakan perdagangan baru-baru ini dilakukan untuk melindungi kesehatan masyarakat dan konsisten dengan kewajiban Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Baca Juga
Larangan batu bara Australia terjadi bersamaan dengan dorongan yang lebih luas untuk membatasi impor bahan bakar, taktik umum yang digunakan Beijing untuk menopang harga batu bara domestik dan mendukung perusahaan pertambangan lokal.
Impor batu bara bulanan China baru-baru ini turun ke level terendah dalam hampir satu dekade.
Namun, pihak berwenang dapat memberikan kuota impor tambahan untuk membatasi harga karena permintaan musim dingin mendekati puncak.
Harga patokan pelabuhan Qinhuangdao telah naik kembali di atas level intervensi 600 yuan per ton bulan ini, karena upaya untuk meningkatkan produksi dalam negeri gagal akibat kecelakaan tambang di provinsi-provinsi utama. Pelabuhan yang dipilih bisa mendapatkan sekitar 10 juta ton kuota ekstra hingga akhir tahun.