Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan jumlah penumpang pesawat pada Desember 2020 diprediksi masih bisa mengalami pertumbuhan hingga 20 persen secara bulanan (month to month/mtm) dengan melihat tren kasus pasien Covid-19 domestik yang melandai.
Pengamat penerbangan dari Jaringan Penerbangan Indonesia (Japri) Gerry Soedjatman menyampaikan berdasarkan informasi yang diterimanya jumlah penumpang pada Oktober hanya mengalami kenaikan sekitar 17-19 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Pada November ini, jumlah penumpang tumbuh 10 persen dibandingkan dengan pada Oktober 2020 dan pada Desember 2020 mengalami pertumbuhan hingga 20 persen dibandingkan dengan November 2020.
Menurutnya selama tidak ada lonjakan kasus Covid-19 maka pemulihan jumlah penumpang domestik akan terus berjalan. Namun kondisi tersebut akan berbalik menjauh kalau angka kasus covid-19 meledak tak terkendali.
“Jadi memang kabar baiknya sampai saat ini kasus aktif Covid-19 di Indonesia menurun, dan kalau menurun terus diharapkan ini bisa jadi pemicu utama pemulihan penerbangan domestik November ini," kata Gerry, Senin (9/11/2020).
Meski demikian, berdasarkan hasil prognosanya tersebut, angka pertumbuhan penumpang yang terjadi hingga akhir tahun tersebut baru akan mencapai 44 persen dibandingkan dengan total pergerakan pada tahun lalu.
Kondisi tersebut tidak bisa membuat maskapai berlega hati karena resiko gulung tikar masih bisa menghantui maskapai penerbangan. Berdasarkan pandangannya, maskapai dapat bertahan apabila jumlah pergerakan penumpang sudah mampu mencapai 70 persen dari pergerakan periode normal untuk hanya dapat mencapai titik impas atau break event point (BEP).
Baca Juga
Sementara, Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengungkapkan, saat ini kasus Covid-19 di Indonesia relatif lebih terkendali. Hal ini terlihat dari kasus aktif Covid-19 di Tanah Air yang lebih rendah dibandingkan dengan Global dengan selisih 14,27 persen.
Secara nasional angka kasus aktif kita adalah 12,52 persen dibandingkan kasus aktif di dunia sebesar 26,79 persen. Jadi kita lebih rendah dan selisihnya 14,27 persen. Selain itu dari waktu ke waktu selalu turun kasus aktifnya.