Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom IKS: Cadangan Devisa Berpotensi Terdongkrak di Akhir Tahun

Posisi cadangan devisa masih berpotensi meningkat, yang didorong oleh aliran modal asing ke bursa saham yang biasa terjadi pada akhir tahun.
Kantor Bank Indonesia/Reuters-Darren Whiteside
Kantor Bank Indonesia/Reuters-Darren Whiteside

Bisnis.com, JAKARTA - Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Oktober 2020 tercatat mengalami penurunan dari US$135,2 miliar menjadi US$133,7 miliar.

Penurunan cadangan devisa pada periode tersebut dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Bank Indonesia menyatakan posisi cadangan devisa ini setara dengan pembiayaan 9,7 bulan impor atau 9,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

BI juga mengklaim cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Peneliti Ekonomi Senior Institut Kajian Strategis (IKS) Universitas Kebangsaan RI Eric Sugandi mengatakan posisi cadangan devisa masih berpotensi meningkat, yang didorong oleh aliran modal asing ke bursa saham yang biasa terjadi pada akhir tahun.

"Cadangan devisa masih bisa naik per akhir tahun. Prakiraan saya posisi akhir tahun ini di US$136 miliar," katanya kepada Bisnis, Minggu (8/11/2020).

Selain itu, kata Eric, aliran masuk modal asing tersebut juga akan dipengaruhi oleh membaiknya sentimen di pasa finansial global karena sudah ada kepastian tetang situasi politik di Amerika Serikat terkait dengan pilpres.

Eric memperkirakan CAD akan menyusut, pada kisaran 1,3 persen dari PDB pada akhir 2020, seiring dengan kinerja impor yang masih tertekan sehingga menyebabkan surplus pada neraca barang.

"Sementara defisit di neraca jasa juga mengecil karena aktivitas turisme ke luar negeri yang turun," katanya.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan indikator terkini yang sudah menunjukkan peningkatan bertahap di tengah pelonggaran pembatasan sosial berskala besar, pencairan besar-besaran paket stimulus ekonomi Covid-19, dan kebijakan moneter yang akomodatif, dapat menjadi katalis positif untuk mendorong masuknya aliran modal asing.

Selain itu, imbuhnya, omnibus law yang baru saja disahkan ke akan memperkuat aliran masuk investasi asing langsung (FDI). Kondisi tersebut aka mendukung neraca pembayaran (BoP), sehingga cadangan devisa dan nilai tukar rupiah terjaga.

"Kami perkirakan CAD akan lebih rendah dari perkiraan kami, 1,49 persen dari PDB, berada pada kisaran -1 persen hingga 0 persen," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper