Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia menekankan tiga faktor utama yang akan menjadi penekan defisit transaksi berjalan tahun 2020.
Pertama, perbaikan ekspor seiring dengan surplus dalam neraca perdagangan.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan hal ini sejalan dengan kenaikan permintaan dari China, terutama besi baja, timah dan kertas.
"Kinerja ekspor lebih baik dari perkiraan, karenanya defisit transaksi berjalan rendah," ujar Perry, Kamis (19/8/2020).
Kedua, permintaan impor masih lemah karena berkaitan dengan aktivitas ekonomi dan dunia usaha yang masih lemah. "Dengan impor yang rendah mempengaruhi defisit transaksi yang rendah."
Ketiga, pengaruhnya besarnya defisit sektor jasa, terutama di dua komponen besar, yakni ongkos angkut dan asuransi mengenai impor. Menurut Perry, kalau impor rendah, kedua komponen ini pasti rendah.
Selain itu, rendahnya defisit di neraca jasa dipengaruh oleh pariwisata ke luar negeri dan perjalanan umrah serta haji tahun ini yang ditiadakan. Meskipun demikian, Perry menekankan penurunan cadangan devisa pariwisata di sisi lain.
"Itu faktor yg mendukung perbaikan defisit transaksi berjalan," ujarnya.