Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom memperkirakan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) akan berkisar 1,49 persen dari PDB.
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan proyeksi CAD hingga akhir tahun 2020 yang sebesar 1,49 persen dari PDB karena masih dipengaruhi melemahnya permintaan secara substansial.
"Angka ini menyempit dari posisi tahun lalu -2,72 persen PDB," katanya melalui keterangan resmi yang dikutip Bisnis, Selasa (8/9/2020).
Faisal menjelaskan, pasar keuangan domestik saat ini masih menghadapi ketidakpastian. Menurutnya, risiko penurunan ekonomi Indonesia akibat pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung akan tetap ada.
Di samping itu, aliran masuk investasi asing langsing (foreign direct investment/FDI) masih akan terhambat karena terganggunya rantai pasok dunia (global value chain).
Perkembangan ini, menurut Faisal, akan memberikan tekanan pada neraca pembayaran (balance of payment/BoP), juga cadangan devisa dan nilai tukar rupiah.
Baca Juga
Sementara, impor cenderung lebih lambat dari ekspor karena penundaan produksi dan kegiatan investasi di tengah pandemi. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi menyusutnya CAD hingga akhir 2020.
Sebagaimana diketahui, Bank Indonesia mencatat, posisi cadangan devisa mencapai posisi tertinggi sepanjang sejarang, yaitu sebesar US$137,0 miliar. Peningkatan tersebut dikontribusi oleh penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, serta penerimaan pajak dan devisa migas.
Posisi cadangan devisa per Agustus 2020 disebutkan setara dengan pembiayaan 9,4 bulan impor atau 9,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
BI pun memastikan cadangan devia tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.