Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 memukul perekonomian global, tak terkecuali Indonesia. Jumlah pengangguran pun naik 2,67 juta orang menjadi 9,77 juta orang.
Pada Kamis (5/11/2020), Badan Pusat Statistik (BPS) merilis tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) per Agustus melonjak menjadi 7,07 persen dari 5,23 persen pada Agustus 2019.
“Kita bisa lihat dampak pengangguran dari lokasi, bahwa peningkatan pengangguran di kota jauh lebih tinggi dibandingkan desa. Pandemi ini dampaknya jauh tajam untuk di kota,” kata Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto.
Baca Juga : BPS : Rata-rata Upah Buruh Nasional Rp2,76 Juta |
---|
Jika dilihat dari TPT, DKI Jakarta menjadi wilayah dengan angka tertinggi, yaitu sebesar 10,95 persen. Selain Ibu Kota, ada 5 provinsi lain yang memiliki TPT di atas angka nasional.
Banten menjadi provinsi kedua setelah Jakarta dengan tingkat pengangguran tertinggi. Angka TPT provinsi ini mencapai 10,64 persen.
Lalu, disusul Jawa Barat dengan TPT 10,46 persen, Kepulauan Riau sebesar 10,34 persen, Maluku sebesar 7,57 persen, dan Sulawesi Utara sebesar 7,37 persen.
Di sisi lain, TPT terendah berada di Sulawesi Barat sebesar 3,32 persen.
Sementara itu, tingkat pengangguran di setiap provinsi menunjukkan kondisi yang beragam dengan kenaikan tertinggi berada di Bali hingga 5,63 persen dari 1,57 persen pada Agustus 2019.
“Kita menyadari bahwa pandemi Covid-19 menghantam pariwisata dan di Bali sektor pariwisata memiliki peran yang sangat besar,” jelasnya.
Tak hanya Bali, kenaikan TPT cukup signifikan juga berada di DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, dan Kepuluan Riau.
Sementara itu, BPS DKI Jakarta mencatat terjadi penambahan angka pengangguran di wilayah Ibu Kota sebanyak 251.000 orang pada Agustus 2020.
Secara total, berdasarkan data yang dihimpun BPS DKI Jakarta, jumlah penggaguran di Ibu Kota mencapai 572.780 orang.
Kepala BPS DKI Jakarta Buyung Airlangga mengatakan dari jumlah itu, sekitar 175.890 orang memilih menganggur lantaran takut tertular Covid-19.
Orang-orang yang menggangur, tidak mencari penghasilan memutuskan untuk menjadi penggaguran karena takut Covid-19 itu ada 175.890 orang.
Bisa jadi, katanya, pengangguran tersebut tadinya adalah seorang pedagang keliling tetapi adanya physical distancing takut tertular Covid-19 memutuskan untuk berhenti bekerja,” kata Buyung melalui keterangan virtual pada Kamis (5/11/2020).
Sementara itu, ada sekitar 396.890 orang menggagur dengan berbagai faktor.
“Yang bekerja pada Agustus itu ada 4,65 juta orang atau turun 177.000 dengan jumlah penggaguran sebesar 572.000 atau bertambah 251.000 orang,” kata dia.