Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan sektor transportasi dan pergudangan mengalami kontraksi pertumbuhan terdalam pada kuartal III/2020. Kontraksi ini disumbang oleh angkutan udara yang terimbas Corona.
Kepada BPS Suhariyanto menyampaikan dari sisi produksi, lapangan usaha transportasi dan pergudangan masih mengalami penurunan pertumbuhan sebesar -16,7 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Meski demikian, di mengatakan kontraksi pada periode tersebut tidak sedalam jika dibandingkan dengan kontraksi pertumbuhan pada kuartal II/2020, yang tercatat -30,38 persen yoy.
"Kontraksi pertumbuhan triwulan III/2020 tidak sedalam triwulan II/2020, disebabkan karena adaptasi kebiasaan baru atau pelonggaran PSBB yang meningkatkan kinerja lapangan usaha transportasi dan pergudangan," katanya, Kamis (5/11/2020).
Berdasarkan subsektornya, penurunan pertumbuhan yang paling dalam masih terjadi pada angkutan udara, yang tercatat mengalami kontraksi -63,88 persen yoy, diikuti oleh angkutan rel sebesar -51,11 persen yoy.
"Banyak masyarakat belum merasa nyaman dan aman untuk bepergian jauh, jadi transportasi masih mengalami gangguan," jelasnya.
Baca Juga
Adapun, BPS mencatat pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2020 ini mengalami kontraksi 3,49 persen yoy. Angka pertumbuhan ini membawa Indonesia memasuki resesi ekonomi.
Namun jika dibandingkan dengan kuartal II/2020, ekonomi pada kuartal III tumbuh positif 5,05 persen (quarter-to-quarter/qtq).
Menurut Suhariyanto, pertumbuhan secara kuartalan tersebut menunjukkan pertumbuhan yang positif dan tinggi. Ini menandakan pada kuartal III terjadi perbaikan yang cukup signifikan.
"Ini bisa menjadi modal yang bagus untuk melangkah ke kuartal IV," ujarnya.