Jadikan Sumsel Lumbung Pangan, OJK dan Pemprov Kembangkan KUR Pertanian

OJK berkolaborasi dengan Pemprov Sumsel dalam mempercepat penyaluran Kredit Usaha Rakyat di sektor pertanian dan membuat percontohan KUR klaster pertanian.
Foto suasana di loby gedung Otoritas Jasa Keuangan di Jakarta
Foto suasana di loby gedung Otoritas Jasa Keuangan di Jakarta

Bisnis.com, JAKARTA – Pemulihan ekonomi di Sumatera Selatan (Sumsel) menjadi prioritas Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Pemprov Sumsel) dengan menjadikan sektor pertanian sebagai lokomotif utamanya.

Bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Pemprov berkolaborasi dalam mempercepat penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di sektor pertanian dan membuat percontohan KUR klaster pertanian.

Gubernur Sumsel H. Herman Deru berkeinginan menjadikan Sumsel sebagai lumbung pangan nasional mengingat sektor pertanian merupakan kekuatan perekonomian Sumsel.

“OJK berkontribusi aktif bersama Pemprov Sumsel dalam mewujudkan daerah ini sebagai lumbung pangan nasional,’’ ujar Herman Deru di Palembang belum lama ini.

Penyaluran KUR  di Sumsel per September 2020 tersalurkan kepada 57.544 debitur dengan nilai Rp2,62 Triliun. Dari total penyaluran KUR, sektor pertanian, perburuan dan kehutanan mengambil porsi sektor ekonomi terbesar sebesar Rp1,12 Triliun, kemudian sektor Perdagangan Besar & Eceran sebesar Rp1,06 Triliun, dan sektor Industri Pengolahan sebesar Rp113,43 Milyar.

Tingginya penyaluran KUR pertanian didukung program TPAKD yaitu pilot project percepatan penyaluran KUR pertanian di 5 kabupaten yaitu OKU Timur, Banyuasin, Ogan Komering Ilir, Banyuasin, dan Musi Rawas.

“Peningkatan penyaluran KUR yang didominasi KUR Pertanian akan menunjang produksi pangan di Sumsel dan mendukung misi Sumsel menjadi lumbung pangan nasional” Kata Herman Deru.

Pemprov Sumsel bersama OJK juga mengembangkan pilot project KUR klaster Pertanian di desa Karang Sari, Ogan Komering Ulu Timur, dengan mengoptimalkan peran BUMDes sebagai linkage.

Skema KUR klaster melalui penyaluran kredit/pembiayaan KUR kepada kelompok (klaster) petani/poktan, dimana proses pembiayaan serta pemenuhan kebutuhan mulai dari awal sampai panen serta penjualan memaksimalkan peran BUMDes.

Per September 2020, pembiayaan KUR klaster ini mencapai Rp300 juta dengan penerima KUR 60 debitur. Selain itu, diberikan pendampingan serta pemasaran produk yang disiapkan mitra usaha.

Dalam rangka membantu masyarakat mendapatkan akses keuangan serta terhindar jeratan rentenir, Pemprov Sumsel menggalakkan peran Pondok Pesantren melalui program BWM dengan mengoptimalkan Perbankan yang dimiliki Pemerintah Daerah dan pelaku usaha yang beroperasional di Sumsel.

Saat ini, terdapat satu BWM di Sumsel yakni BWM Aulia Cendekia dan menargetkan ada penambahan 5 BWM.

Menurut Herman Deru, program percepatan penyaluran KUR, pilot project KUR klaster pertanian, serta optimalisasi peran Pondok Pesantren melalui BWM merupakan komitmen Pemprov Sumsel bersama OJK untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi khususnya di Sumsel.

“Terima kasih OJK Kantor Regional 7 Sumbagsel atas kerjasamanya memulihkan ekonomi dan menjaga pertumbuhan ekonomi Sumsel,” tandasnya.

Kepala OJK Regional 7 Sumatera Bagian Selatan Untung Nugroho menyampaikan optimismenya terhadap perkembangan kinerja industri jasa keuangan Sumsel di tengah masa pandemi ini.

Hal ini terlihat dari stabilitas sektor perbankan yang tercermin dari beberapa indikator diantaranya pertumbuhan DPK Bank Umum meningkat 0,83% menjadi Rp86,33 triliun dan penyaluran kredit Bank Umum meningkat 0,11% menjadi Rp83,51 triliun.

Peningkatan kinerja Perbankan diikuti kinerja Pasar Modal. Per Juli 2020, terdapat 60.688 investor di Sumsel meningkat 69,97% (yoy) dan terjadi peningkatan transaksi Efek saham sebesar 66,76% (yoy) dengan nominal Rp4,04 Triliun.

Program relaksasi kredit/pembiayaan juga diimplementasikan dengan baik di Perbankan dan Perusahaan Pembiayaan (PP).

Per 21 September 2020, telah dilakukan restrukturisasi kredit/pembiayaan kepada 71.006 debitur Perbankan dengan nilai Rp6,27 Triliun dan 119.874 debitur PP dengan nilai Rp4,51 Triliun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper