Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Transaksi Properti Australia Anjlok 37 Persen Hingga September

Pandemi Covid-19 menghantam seluruh dunia termasuk Australia yang berdampak pada anjoknya transaksi properti hingga 37 persen yoy per September 2020.
Tanda 'Disewakan' tampak di luar sebuah properti di Brooklyn, tepi kota Melbourne, Australia./Bloomberg/Carla Gottgens
Tanda 'Disewakan' tampak di luar sebuah properti di Brooklyn, tepi kota Melbourne, Australia./Bloomberg/Carla Gottgens

Bisnis.com, JAKARTA – Properti industri menjadi subsektor terbaik di bisnis tersebut di Australia saat pandemi Covid-19, dengan perusahaan konsultan properti Savills mencatat transaksi bisnis properti selama 9 bulan pertama tahun ini turun 37 persen yoy.

Menurut keterangan remsi Savills, pada tahun ini hingga September, tercatat penjualan properti senilai Aus$24,17 miliar (Rp252,67 triliun) di seluruh kelas aset kantor, ritel, dan properti industri.

Transaksi Properti Australia Anjlok 37 Persen Hingga September

“Angka ini merosot 37 persen dibandingkan dengan periode yang sama 2019, namun dengan banyaknya aset berkualitas yang saat ini beredar di pasaran atau dalam uji tuntas, penjualan akan menanjak dengan kuat hingga akhir tahun,” tulis kajian tersebut.

Sepanjang pandemi, terdapat permintaan berkelanjutan untuk aset berkualitas terutama industri dan perkantoran dengan weighted average lease expiry (WALE) yang panjang dan perjanjian penyewa yang aman, dengan investor mencari peluang baik di dalam maupun di luar pasar.

Mengutip data Data Morgan Stanley Capital International terbaru pada Juni 2020, Savills menunjukkan bahwa properti industri kembali menjadi kelas aset dengan kinerja terbaik, melampaui sektor perkantoran pada awal tahun.

Total return tercatat 11,6 persen yang terdiri atas income returns 5,8 persen dan capital returns 5,5 persen. Return dari perkantoran mengikuti sebesar 8 persen, didorong oleh income returns 5,1 persen.

Indikator utama yang telah dipantau secara ketat selama pandemi adalah tingkat hunian kantor, dengan data dari Dewan Properti Australia menunjukkan bahwa telah terjadi pemulihan sejak mencapai posisi terendah sepanjang masa pada Mei.

Pengembalian ritel jatuh lebih jauh ke wilayah negatif sebagai akibat dari penutupan toko, berkurangnya lalu lintas pejalan kaki, dan belanja konsumen yang lemah. Total return subsektor ini tercatat -9,4 persen, dengan pertumbuhan modal -13,1 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper