Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BUMN Rusia Investasi di Lapangan Blok Natuna

Lapangan blok Tuna memiliki peran yang strategis secara geopolitik karena letaknya berbatasan dengan Vietnam dan berada dekat dengan laut China Selatan yang saat ini menjadi fokus geopolitik berbagai negara.
Penampakan proyek pengembangan Lapangan gas Buntal-5 oleh Medco E&P Natuna Ltd. Istimewa - Dok. SKK Migas
Penampakan proyek pengembangan Lapangan gas Buntal-5 oleh Medco E&P Natuna Ltd. Istimewa - Dok. SKK Migas
Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan minyak dan gas bumi pelat merah asal Rusia menanamkan investasi di Lapangan Blok Tuna, Kepulauan Natuna.
Perusahaan migas Zarubezhneft melalui anak perusahaannya ZN Asia LTd, masuk ke Indonesia dengan mengakuisisi 50 persen Partisipasi Interes Premier Oil di Kontrak Bagi Hasil (KBH) blok Tuna Kepulauan Natuna.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyampaikan masuknya investor BUMN Rusia ke Indonesia menunjukkan bahwa iklim investasi di bidang usaha hulu migas di Indonesia masih menarik dan prospektif. 
“Meskipun secara global terjadi penurunan investasi rata-rata sekitar 30 persen karena wabah Covid-19 yang menyebabkan turunnya konsumsi migas. Kita patut bersyukur, investasi di Indonesia relatif lebih baik dengan penurunan investasi di Indonesia diperkirakan hanya sekitar 18 persen," katanya dalam keterangan resminya, Kamis (22/10/2020).
Dia mengatakan, pihaknya yakin lapangan Blok Tuna sudah semakin dekat untuk menyelesaikan tahapan eksplorasi untuk selanjutnya akan diajukan Plan of Development (POD) dan dapat berkontribusi menambah produksi migas di Indonesia.
Dwi menjelaskan, selain aspek ekonomi, lapangan blok Tuna memiliki peran yang strategis secara geopolitik, karena letaknya berbatasan dengan Vietnam dan berada dekat dengan laut China Selatan yang saat ini menjadi fokus geopolitik berbagai negara.
"Beroperasinya blok Tuna akan semakin memperkuat kedaulatan Indonesia di wilayah tersebut,” kata Dwi.
Blok Tuna adalah wilayah Kerja migas di lepas pantai Indonesia yang terletak di Laut Natuna di sebelah perbatasan Vietnam dengan kedalaman air sekitar 110 meter. 
KBH Tuna ditandatangani dan berlaku sejak 21 Maret 2007. Premier Oil sebagai operator saat ini memegang 100 persen partisipasi interes di wilayah kerja tersebut. 
KBH Tuna telah melakukan kegiatan akuisisi seismik 2D dan 3D, pengeboran empat (4) sumur eksplorasi; Gajah Laut Utara-1 dan Belut Laut-1 pada tahun 2011, serta Kuda Laut-1 dan Singa Laut-1 pada tahun 2014. Hal itu menunjukkan semua komitmen eksplorasi telah terpenuhi. 
Penemuan hidrokarbon di sumur Kuda Laut-1 dan Singa Laut-1 yang secara struktur berada bersebelahan, kemudian diberi nama lapangan Tuna, dengan sumber daya sebesar 104 mmboe (2P) didominasi gas yang tinggi kandungan kondensat dengan kandungan CO2 kurang dari 2 persen. 
Untuk meningkatkan nilai keekonomian pengembangan blok Tuna, Indonesia bekerjasama dengan Vietnam. Pasalnya, fasilitas produksi terdekat yang berada di perairan Indonesia adalah di wilayah kerja Natuna Sea Block A yang berjarak sekitar 385 km.
Alhasil, pengembangan lapangan Tuna bisa menjadi tidak ekonomis jika memakai fasilitas tersebut serta blok Tuna lebih dekat dengan fasilitas yang ada milik Vietnam. 
Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Vietnam telah melakukan Memorandum of Understanding (MoU) yang pada intinya gas dari blok Tuna akan dikerjasamakan dengan mitra dari Vietnam antara Premier Oil dan Vietnam Oil and Gas Group.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper