Bisnis.com, JAKARTA - Pembatasan truk masuk tol Jakarta-Cikampek selama periode libur panjang dinilai sebagai pola pikir yang kurang tepat. Selama ini pemerintah selalu mengorbankan angkutan barang ketika terjadi lonjakan arus lalu lintas.
Ketua DPP Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan mengungkapkan keputusan pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menunjukkan persepsi yang kurang tepat terhadap angkutan barang.
"Keputusan pemerintah ini kelihatan mereka utamakan angkutan penumpang daripada barang. Persepsi masih begitu terus, sehingga setiap ada kekhawatiran peningkatan jumlah lalu lintas maka mereka selalu hanya satu korbannya angkutan barang," ujarnya kepada Bisnis.com, Kamis (22/10/2020).
Lebih lanjut, dia menilai regulator terutama pihak Kepolisian lebih banyak tidak mau ambil pusing ketika ada potensi lonjakan arus lalu lintas seperti libur panjang kali ini. Pasti angkutan barang yang dikorbankan sementara angkutan penumpang pribadi tetap diutamakan.
Padahal, sebenarnya bisa saja memberikan solusi yang sama-sama baik bagi para pemangku kepentingan bagi pengguna kendaraan pribadi, angkutan umum penumpang, maupun angkutan barang.
"Kepolisian mereka tidak mau ambil risiko langsung saja angkutan barang dikorbankan, logistik ini kenyamanan orang berinvestasi dan berbisnis, mereka tidak pernah tahu," katanya.
Baca Juga
Menurutnya, pembatasan masuk tol Japek selama libur panjang kali ini masih dapat ditoleransi karena tidak membuat pelarangan aktivitas angkutan barang, melainkan hanya tidak diizinkan masuk tol.
"Dalam hal ini masih dalam toleransi lah, hari ini dilakukan bukannya pelarangan, truk-truk sumbu tiga tak boleh masuk jalan tol tapi boleh jalan nasional, kita masih toleransi," ujarnya.