Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 meluluhlantakan kinerja bisnis angkutan barang melalui darat, para pelaku trucking menyebut penurunan omzet hingga 90 persen. Digitalisasi melalui ekosistem logistik nasional (ekolognas) diharapkan menjadi solusi utilisasi truk.
Ketua DPP Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan menuturkan dari 1.900 perusahaan anggota Aptrindo terdapat 43.351 unit truk yang beroperasi setiap harinya. Dari jumlah tersebut hanya 17.340 unit yang beroperasi selama pandemi Covid-19 atau hanya 40 persen dari total.
"Pada 2019 bisnis trucking masih tumbuh positif, pada 2020 5 bulan pandemi, bisnis truk merugi omset sampai 60 persen dengan utulisasi hanya sekitar 40 persen. Industri manufaktur sebagai konsumen utama jasa logistik mengalami penurunan utilisasi industri hingga 50 persen, ini berdampak terhadap logistik," jelasnya, Selasa (20/10/2020).
Lebih lanjut, dia menilai truk yang banyak menganggur berdampak terhadap berbagai sektor termasuk pengemudi yang turut menganggur. Gemilang melihat, solusi kondisi ini yakni ada pada digitalisasi.
Digitalisasi yang membuat pemanfaatan truk menjadi lebih optimal, sehingga para pelaku usaha truk terus melakukan perbaikan sistem internalnya agar dapat terhubung dengan pelantar ekolognas yang disediakan pemerintah.
"Ke depan, kami melihat bahwa utilisasi seandainya normal tahun depan pada 2021, perlu digitalisasi armada truk. Dalam NLE e-trucking belum terhubung sistem," katanya.
Baca Juga
Dengan demikian, guna menghindari pemanfaatan truk yang kurang optimal, dia mengungkapkan ekolognas dan digitalisasi sistem trucking menjadi solusinya.
"Targetnya pada 2020 30 persen terintegrasi dengan platform transportasi, pada 2021 sebanyak 70 persen trucking terhubung, 2022 sudah 100 persen. Ini roadmap digitalisasi di bidang angkutan darat ini," ujarnya.
Dia sangat berharap sistem digitalisasi bisa menaikan produktivitas truk yang saat ini hanya mencapai 50 persen yang tentunya sangat banyak hambatan dalam pelaksanaannya.