Bisnis.com, JAKARTA - Beberapa institusi internasional merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020. Sebagian besar lembaga tersebut memperkirakan RI akan mengalami kontraksi yang lebih dalam karena ekskalasi kasus Covid-19.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa Dana Moneter Internasional (IMF) mengubah proyeksi pertumbuhan Indonesia dari sebelumnya diperkirakan minus 0,3 persen menjadi minus 1,5 persen.
Senada, Bank Dunia mengubah perkiraan laju pertumbuhan ekonomi di kisaran -2 persen sampai -1,6 persen dari sebelumnya di angka 0 persen.
Baca Juga
Adapun, angka proyeksi dari Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekononmi (OECD) lebih dalam dari sebelumnya -3,9 persen sampai -2,8 persen, pertumbuhan Indonesia diperkirakan -3,3 persen.
Kemudian, Kementerian Keuangan pun merevisi angka pertumbuhan ekonomi menjadi -1,7 persen sampai 0,6 persen dari sebelumnya -1,1 persen sampai 0,2 persen.
“Revisi penurunan prospek pertumbuhan Indonesia pada tahun 2020 sebagian disebabkan oleh kasus Covid-19 yang masih eskalatif,” kata Sri melalui konferensi virtual, Senin (19/10/2020).
Sri menjelaskan bahwa konsumsi pemerintah menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi tetap terjaga. Konsumsi rumah tangga, investasi, ekspor, dan impor mengalami kontraksi.
“Konsumsi pemerintah menjadi kontributor untuk mengangkat ekonomi Indonesia menuju 0 persen bahkan di zona positif. Kita harap faktor lain juga bisa mulai bergerak lagi ke zona positif,” jelasnya.