Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terus Melebar, Defisit APBN per September Jadi 4,16 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan meski makin lebar, angka ini masih sejalan menuju target defisit. Defisit September naik 1 persen dari Agustus lalu yang saat itu mencapai 3,05 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat tiba di depan Ruang Rapat Paripurna I untuk menghadiri Pembukaan Masa Persidangan I Tahun Sidang 2020-2021 di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (14/8/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat tiba di depan Ruang Rapat Paripurna I untuk menghadiri Pembukaan Masa Persidangan I Tahun Sidang 2020-2021 di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (14/8/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Defisit anggaran pendapatan dan belanja negara terus meningkat. Hingga September 2020, angkanya mencapai Rp682,1 triliun atau 4,16 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan meski makin lebar, angka ini masih sejalan menuju target defisit. Defisit September naik 1 persen dari Agustus lalu yang saat itu mencapai 3,05 persen.

“Defisit hingga September sebesar 4,16 persen terhadap PDB [produk domestik bruto] masih sejalan menuju target defisit,” kata Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati melalui konferensi virtual, Senin (19/10/2020).

Berdasarkan Peraturan Presiden 72/2020, pemerintah menaikkan batas aman defisit dari 3 persen menjadi 6,34 persen. Kebijakan ini dilakukan melihat kondisi yang luar biasa karena pandemi Covid-19.

Secara keseluruhan, realisasi pendapatan negara pada September sebesar Rp1.159 triliun atau masih terkontraksi 13,7 persen. Angka tersebut mencapai 68,2 persen dari target sesuai Perpres 72/2020 Rp1.699,9 triliun.

Sementara itu, total belanja negara mencapai Rp1.841,1 triliun atau tumbuh 15,5 persen. Angka tersebut berkisar 67,2 persen dari target.

Sri Mulyani menjelaskan bahwa pemerintah berhasil mengakselerasi belanja negara sehingga tumbuh 15,5 persen dibandingkan dengan tahun lalu.

“Akselerasi belanja negara masih terus berlanjut, termasuk kinerja program pemulihan ekonomi nasional yang menjadi motor penggerak perekonomian,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper